Emiten BUMN Karya Mengejar Pertumbuhan Kinerja, Intip Rekomendasi Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. BUMN Karya sudah mulai ancang-ancang mengejar pertumbuhan di tahun ini. Target pertumbuhan ini didorong dari anggaran infrastruktur dalam APBN 2023 yang naik.

PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) misalnya, perseroan menargetkan pertumbuhan kontrak baru hingga 20% dari realisasi tahun lalu. 

"Tahun ini, ADHI menargetkan kontrak baru dapat tumbuh sebesar 15%-20% dari total capaian 2022," ujar Corporate Secretary ADHI Farid Budiyanto kepada Kontan.co.id, Kamis (12/1).


Diakuinya, tahun ini sektor konstruksi prospeknya tidak teramat mulus. Sebab, di tengah tantangan ekonomi dan politik global, sedikit banyak akan menjadi faktor yg mempengaruhi sektor konstruksi di Indonesia.

Baca Juga: Hari Ini Melesat 1,66%, Simak Rekomendasi Saham Sektor Teknologi

"Naiknya suku bunga dan risiko kenaikan komoditas utama konstruksi akan menjadi tantangan perseroan," lanjutnya.

Meski begitu, perseroan optimis dengan adanya peningkatan anggaran infrastruktur dalam APBN 2023 dan program pembangunan IKN memberikan potensi ruang tumbuhnya kontrak baru. Apalagi menilik capaian hingga November 2022, kinerja operasional perolehan kontrak emiten plat merah ini tumbuh hingga 63% menjadi Rp 22,4 triliun.

Corporate Secretary PT PP (Persero) Tbk (PTPP) Bakhtiyar Effendi juga berpandangan sektor konstruksi akan bertumbuh di tahun 2023, meskipun ekonomi global masih dilanda ketidakpastian.

"Tetapi kami tetap optimis melihat bisnis konstruksi tetap didorong oleh anggaran infrastruktur yang disiapkan oleh pemerintah meningkat dibandingkan tahun lalu," katanya.

Optimisme perseroan juga didorong adanya beberapa proyek-proyek infrastruktur yang masih akan dicanangkan oleh pemerintah pada tahun ini. Proyek tersebut, jalan dan jembatan, bendungan, pelabuhan, pekerjaan sipil, dan pembangkit listrik.

"Selain itu, sektor residential dan industrial juga menjadi penggerak pasar konstruksi di Indonesia," sambungnya.

Dengan begitu, PTPP menargetkan kontrak baru di 2023 tumbuh 10% dari realisasi tahun 2022. Sedangkan untuk kinerja keuangan akan bertumbuh sekitar 5%-10%. Target tersebut juga menilik capaian kontrak baru yang berhasil diperoleh sepanjang 2022.

"Tahun 2022, PTPP berhasil mencapai perolehan kontrak baru sesuai dengan target yang ditetapkan perusahaan," katanya.

Sebagai informasi, PTPP menargetkan kontrak baru sebesar Rp 31 triliun di 2022.

Baca Juga: Beras Impor Masuk, Begini Prospek Saham Emiten Beras

Harga Saham

Pada penutupan perdagangan Kamis (12/1), harga saham kedua emiten plat merah ini berada di zona hijau. ADHI ditutup naik 1,44% ke level Rp 424 dan PTPP ditutup menguat 2,48% ke level Rp 620.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, penguatan ADHI selama dua hari belakangan ini masih di dominasi oleh volume pembelian meskipun masih tergolong kecil dibandingkan hari sebelumnya. Dari MACD dan stochastic sebagai indikatornya, masih menunjukkan tanda-tanda sideways meskipun pada stochastic baru terdapat peluang untuk menguat.

Ia pun merekomendasikan spekulative buy ADHI dengan support Rp 408 dan resistance pada level Rp 440. Sementara untuk PTPP, penguatannya hari ini disertai dengan munculnya volume pembelian dan meskipun MACD masih bergerak sideways

"Namun Stochastic sudah mulai menyempit dan diperkirakan terdapat peluang penguatan ke area netral," jelasnya dihubungi terpisah.

Herditya juga merekomendasikan speculative buy PTPP dengan support Rp 600 dan resistance pada level Rp 635.

 
PTPP Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi