JAKARTA. Bertambah lagi perusahaan pelat merah yang merambah bisnis baru di luar bisnis inti. Selain sebagai upaya diversifikasi dan menambah nilai, emiten BUMN juga mendorong efisiensi bisnis. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) misalnya, berencana mengurangi ketergantungan dari kontrak jasa pertambangan perusahaan swasta, PT Pamapersada Nusantara Tbk. PTBA ingin lebih banyak menggunakan jasa tambang milik cucu usaha sendiri, PT Satria Bahana Sejahtera, yang telah diakuisisi sejak 2015 silam. Orias Petrus Moedak, Direktur Keuangan PTBA, mengatakan, strategi ini bisa membuat PTBA menghemat ongkos sekitar 25%. Selama semester I-2017, PTBA mengeluarkan biaya Rp 5,62 triliun untuk operasional penambangan. Ongkos itu sudah termasuk biaya jasa penambangan hingga pengangkutan pihak ketiga. Sehingga, dengan ekspansi ini PTBA sudah bisa berhemat minimal Rp 1,4 triliun setiap satu semester.
Emiten BUMN rajin garap ladang bisnis baru
JAKARTA. Bertambah lagi perusahaan pelat merah yang merambah bisnis baru di luar bisnis inti. Selain sebagai upaya diversifikasi dan menambah nilai, emiten BUMN juga mendorong efisiensi bisnis. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) misalnya, berencana mengurangi ketergantungan dari kontrak jasa pertambangan perusahaan swasta, PT Pamapersada Nusantara Tbk. PTBA ingin lebih banyak menggunakan jasa tambang milik cucu usaha sendiri, PT Satria Bahana Sejahtera, yang telah diakuisisi sejak 2015 silam. Orias Petrus Moedak, Direktur Keuangan PTBA, mengatakan, strategi ini bisa membuat PTBA menghemat ongkos sekitar 25%. Selama semester I-2017, PTBA mengeluarkan biaya Rp 5,62 triliun untuk operasional penambangan. Ongkos itu sudah termasuk biaya jasa penambangan hingga pengangkutan pihak ketiga. Sehingga, dengan ekspansi ini PTBA sudah bisa berhemat minimal Rp 1,4 triliun setiap satu semester.