Emiten di Wall Street yang Paling Melejit dan Paling Merana di Tahun Lalu



KONTAN.CO.ID -  NEW YORK. Banyak kejadian luar biasa yang terjadi di sepanjang 2021 lalu di Amerika Serikat (AS) yang mempengaruhi pergerakan bursa saham. Mulai dari kerusuhan di Gedung US Capitol hingga Facebook bersalin nama baru menjadi Meta. Di sisi lain, tahun lalu telah menjadi puncak rekor mengamuknya kasus Covid-19. 

Kendati demikian, nilai pasar saham global mencapai titik tertinggi baru. Sedangkan perusahaan modal ventura ikut memecahkan rekor pendanaan mereka. Namun terdapat pemenang dan pecundang di bursa global sepanjang 2021.

Bloomberg mencatat, AMC Entertainment menjadi emiten dengan kenaikan saham tertinggi sepanjang tahun lalu. Lalu, rekor terbesar SPAC terjadi ketika Grab melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di bursa saham AS.


Sementara, Alibaba keluar menjadi emiten paling banyak kehilangan uang kas sepanjang 2021.

Baca Juga: Beijing Gerah Dengan Pertemuan Trump, Salah Satu Momentum Terbaik Jack Ma Lepas

Mengutip Bloomberg, Minggu (2/1), awalnya bisnis AMC Entertainment mengalami pukulan telak akibat pembatasan sosial dan ketakutan masyarakat mendatangi bioskop. Namun musim panas 2021 terjadi sesuatu yang aneh terjadi, saham AMC melonjak hingga 1.128%. 

Kenaikan ini terjadi karena nostalgia para milenium dan subreddit  WallStreetBets dan sekelompok kecil trader Robinhood mengejutkan dunia keuangan. Pencapaian ini mengalahkan saham GameStop Corp, yang naik lebih dari 700% karena alasan yang sama.

Lain ceritanya dengan Grab Holding Ltd yang melantai di bursa AS menggunakan SPAC dengan nilai kesepakatan sekitar US$ 40 miliar. Ini menjadi SPAC paling besar dalam sejarah, namun saham Grab juga cepat merosot seiring hasil kinerja yang kurang memuaskan.

Tapi itu lebih baik dibandingkan nasib Peloton Interactive Inc. Pandemi telah membuat saham perusahaan ini turun 77% sepanjang 2021. Setelah penguncian akibat Covid-19 mereda musim gugur lalu, daya pikat peralatan olahraga yang mahal dan berteknologi tinggi meredup. Namun, kemunculan omicron pun belum mampu memikat investor kembali memiliki saham Peloton.

Namun, Alibaba yang paling menderita akibat kehilangan kas hingga US$ 320 miliar. Lantaran tindakan keras pemerintah China terhadap sejumlah perusahaan teknologinya. Selain itu sang pendiri Alibaba, Jack Ma juga dikabarkan sempat menghilang. 

Dari aset kripto, performa mata uang kripto paling berharga dinobatkan kepada Bitcoin. Maklum, di tahun 2021 menjadi tahun keemasan kripto. Koin seperti Shiba Inu menjadi berita utama. Tetapi Bitcoin, dengan nilai yang mendekati US$ 1 triliun, tetap dominan.

Baca Juga: Unit Pembiayaan Konsumen Ant Akan Tingkatkan Modalnya Jadi US$ 4,7 Miliar

Editor: Khomarul Hidayat