KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Empat emiten Grup Salim kompak menebar dividen dari tahun buku 2021 dengan nilai total keseluruhan mencapai Rp 5,49 triliun pada Agustus 2022 mendatang. Tak hanya itu, beberapa emiten dinilai masih punya prospek yang positif. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (
INDF) akan membagikan dividen sebesar Rp 278 per saham atau setara dengan Rp 2,44 triliun. Lalu, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (
ICBP) membagikan dividen Rp 215 per saham atau Rp 2,5 triliun. Tak ketinggalan dari sektor perkebunan dan pengolahan CPO, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (
LSIP) akan menebar dividen Rp 51 per saham atau Rp 347,81 miliar. Kemudian ada PT Salim Ivomas Pratama Tbk (
SIMP) senilai Rp 13 per saham yang setara Rp 201,51 miliar.
Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham INDF, LSIP, ICBP, SIMP yang Kompak Menebar Dividen Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheril Tanuwijaya menyampaikan dari keempat saham itu dia mengunggulkan LSIP seiringan dengan besaran
yield dan prospek CPO. Pada akhir perdagangan Rabu (27/7), INDF ditutup flat di level Rp 7.000. ICBP turun 1,07% ke level Rp 9.275 per saham. Lalu, LSIP menguat 1,23% ke posisi Rp 1.235 dan SIMP turun 0,43% menuju Rp 468. Mengacu harga tersebut,
yield dividen INDF sekitar 3,97%, ICBP sebesar 2,31%, LSIP dengan
yield sebesar 4,12% dan SIMP yang mencapai 2,77%. Memang kalau dilihat, LSIP menawarkan dividen yang paling tinggi. "Kami unggulkan LSIP, selain
yield-nya yang cukup menarik juga terkait prospek CPO dan pemerintah mempertimbangkan mencabut DPO dan DMO sawit sehingga sentimen positif bagi harga CPO," kata Cheril saat dihubungi Kontan, Rabu (27/7).
Baca Juga: Indofood CBP (ICBP) Tebar Dividen Rp 2,5 Triliun, Simak Jadwalnya Secara prospek, Cheril menilai sektor konsumer primer baik INDF dan ICBP masih menarik. Namun fluktuasi harga gandum akibat ketegangan politik di negara produsennya bisa mengganggu bahan baku kedua emiten ini. Kinerja INDF dan ICBP juga bisa tertekan akibat kenaikan harga CPO yang berpotensi naik sehingga menambah beban produksi. Di sisi lain, kenaikan harga ini justru menjadi sentimen positif bagi LSIP dan SIMP. Analis Kanaka Hita Solvera William Wibowo menilai secara prospek LSIP dan SIMP masih berpeluang untuk memperlihatkan kinerja yang lebih mentereng di akhir tahun ini, yang disokong dari beberapa sentimen "Banyaknya pembenahan di industri kelapa sawit dan permintaan ekspor CPO yang tinggi ke berbagai negara. Selain itu persediaan kelapa sawit dan tandan buah segar di Indonesia sedang melimpah," papar dia.
Baca Juga: Pemulihan Ekonomi Menopang Pasar Saham, Ini Saham-Saham yang Bisa Dicermati William merekomendasikan
buy on weakness ICBP dengan
support di Rp 8.000 dan
resistance Rp 9.625. Kemudian,
buy on weakness pada saham INDF memperhatikan
support Rp 6.550 serta
resistance di Rp 7.250. Kemudian,
buy on breakout untuk LSIP di level Rp 1.255 dengan mencermati
support Rp 1.130 dan
resistance Rp 1.350. Untuk SIMP, William merekomendasikan
buy on breakout pada posisi Rp 474 dengan
support Rp 438 dan
resistance Rp 500. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati