KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Empat emiten yang terafiliasi Grup Saratoga dan pengusaha kawakan Garibaldi ‘Boy’ Thohir kompak akan melakukan aksi pembelian kembali alias
buyback saham. Keempat emiten tersebut yakni PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (
SRTG), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (
ADRO), PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA), dan PT Provident Investasi Bersama Tbk (
PALM).
Buyback terbesar dilakukan oleh ADRO, dimana emiten tambang batubara ini akan melakukan pembelian kembali saham dengan jumlah sebanyak-banyaknya Rp 4 triliun. Kemudian ada MDKA dengan nilai
buyback Rp 600 miliar, disusul SRTG dengan nilai
buyback Rp 150 miliar, dan PALM dengan nilai
buyback sebanyak-banyaknya Rp 80,65 miliar.
Aksi
buyback ini dilakukan seiring dengan pelemahan yang menimpa saham-saham ini. ADRO misalnya, sejak awal tahun alias secara
year-to-date melemah 30,65%. Pun demikian dengan saham MDKA yang melemah 25,97%, SRTG melemah 31,03%, dan PALM yang melemah 11,81% sejak awal tahun.
Baca Juga: Emiten Grup Saratoga-Boy Thohir Kompak Gelar Buyback, Ada ADRO, MDKA, SRTG, PALM Analis Panin Sekuritas Felix Darmawan melihat, inisiatif
buyback yang dilakukan ADRO dan MDKA bisa menjadi sentimen positif di saat terjadinya penurunan harga saham tersebut, seiring dengan valuasi sahamnya yang sudah murah. Misal, valuasi dari ADRO yang sudah relatif murah dibandingkan emiten
peers jika dilihat dari
price to book (PB) value yang berada di bawah 1 kali dan
price to earnings (PE) di bawah 3 kali. “Namun patut dicermati sentimen dari penurunan harga batubara dapat menjadi katalis negatif bagi harga saham,” kata Felix kepada Kontan.co.id, Selasa (16/5). Namun untuk MDKA, Felix menilai emiten tambang emas dan tembaga ini secara valuasi lebih premium dibandingkan peers. Mengutip RTI, MDKA saat ini diperdagangkan dengan
price to earnings ratio 80,97 kali dengan
price to book value 4,71 kali. Valuasi yang premium ini disertai dengan penurunan harga nikel global yang menjadi katalis negatif untuk MDKA. Namun, prospek MDKA masih cukup oke mengingat pengembangan hilirisasi nikel MDKA yang masih terus berjalan.
Baca Juga: Saratoga Investama (SRTG) Buyback Rp 150 Miliar, Sahamnya Undervalued? Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei menilai, buyback bisa menjadi katalis bagi saham SRTG. Selain buyback, katalis positif bagi SRTG juga datang dari pembagian dividen. Sebagaimana diketahui, dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) yang digelar Senin (15/5), rapat menyetujui pembagian dividen SRTG senilai Rp 1 triliun, dimana setiap pemegang saham mendapatkan dividen Rp 75 per saham. Jumlah dividen ini naik dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 810 miliar dengan dividen Rp 60 per saham. Jono melanjutkan, dengan
net asset value SRTG yang sekitar Rp 50 triliun, kapitalisasi pasar alias
market caps SRTG saat ini hanya sekitar Rp 23 triliun sampai Rp 24 triliun. Ini berarti,
market caps SRTG bahkan tidak sampai 50% dari jumlah NAV-nya. “Sehingga dapat dikatakan SRTG sudah cukup murah,” kata Jono kepada Kontan.co.id, Selasa (16/5).
Baca Juga: Buyback Saham, Merdeka Copper (MDKA) Siapkan Dana Rp 600 Miliar Dalam jangka panjang investor masih perlu memperhatikan kinerja SRTG. Sementara dalam jangka pendek pelaku pasar dapat memanfaatkan momentum
buy menjelang pembagian dividen, dengan target harga terdekat di level Rp 2.040 per saham.
Felix merekomendasikan
buy saham ADRO dengan target harga Rp 3.800 dan
buy saham MDKA dengan target harga Rp 5.500 Sementara analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rizkia Darmawan mempertahankan rekomendasi
trading buy untuk saham ADRO dengan target harga Rp3.300. Rizkia menilai adanya tekanan jual yang melanda saham ADRO akibat pembagian dividen yang lebih rendah dari perkiraan. Namun,
dividend yield yang dihasilkan saham ADRO, yakni di kisaran 8%, dinilai masih cukup besar. Imbal hasil ini bakal memberikan bantalan bagi harga saham ADRO. Sebagai informasi ADRO memutuskan membagikan dividen hingga US$ 1 miliar. Adapun rasio pembayaran dividen alias
dividend payout ratio (DPR) tahun buku 2022 emiten tambang batubara ini sebesar 40,11%. Menurut Rizkia, jumlah dividen ini 6%lebih rendah dari perkiraan konsensus, yang menyebabkan tekanan langsung pada harga saham ADRO. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati