KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penguatan pada Indeks Harga Saham Gabungan (
IHSG) turut menyulut peningkatan kapitalisasi pasar alias
market capitalization di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bahkan, market cap BEI menjadi yang tertinggi di ASEAN. Berdasarkan data ASEAN Exchanges, kapitalisasi pasar BEI mencapai US$ 757,18 miliar pada Jumat (13/8). Menyusul pasar modal dari Singapura, yang mencapai US$ 611,41 miliar. Tak heran kalau ada beberapa Indonesia menguasai jajaran klasemen 10 besar berdasarkan nilai
market cap. Di pasar modal Asia Tenggara, enam emiten berhasil masuk dalam jajaran klasemen.
Yakni, PT Barito Renewable Energy Tbk (
BREN) menjadi perusahaan dengan
market cap tertinggi di Asia Tenggara. Berdasarkan data Bloomberg per 11 September 2024, kapitalisasi pasar BREN mencapai US$ 103,33 miliar. Urutan kedua masih ditempati oleh emiten perbankan Indonesia, PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA). Per 11 September 2024,
market cap emiten Hartono Bersaudara ini mencapai US$ 83,67 miliar. Baru di urutan ketiga dan keempat diisi oleh perusahaan terbuka asal Singapura, yaitu DBS Group Holdings Ltd dan Oversea-Chinese Banking Corp (OCBC) Ltd yang masing-masing mencapai US$ 81,42 miliar dan US$ 52,4 miliar.
Baca Juga: IHSG Menguat 0,18% ke 7.8812 Pada Jumat (13/9), BBRI, TLKM, GOTO Top Gainers LQ45 Direktur Reliance Sekuritas Reza Priyambada mengatakan kenaikan
market cap di Bursa saham Tanah Air, seiringan dengan kenaikan saham big cap yang terimbas dari meningkatnya aksi beli dari para pelaku pasar. "Ini didorong oleh sentimen dari global terkait perkiraan penurunan tingkat suku bunga The Fed dan masih adanya sejumlah berita positif dari para emiten," jelasnya kepada Kontan, Jumat (13/9). Senior Analyst Lotus Andalan Sekuritas Fath Aliansyah menambahkan kenaikan IHSG belakangan ini tak hanya disebabkan oleh BREN, tetapi merata dari berbagai sektor dan lapisan kapitalisasi pasar. Dia contohkan, kenaikan saham
TPIA dan
AMMN dengan market cap besar dengan valuasi premium tetapi memiliki likuiditas tinggi. Kemudian ada
PANI,
BRIS,
CUAN dengan market cap di bawah Rp 100 triliun tapi harga sahamnya melonjak. "Jadi kenaikan saat ini merata dan ini juga terlihat di sektor-sektor lain dengan kapitalisasi pasar kecil," ucapnya.
Berpotensi Terus Meluap
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menimpali bukan suatu hal yang mungkin untuk kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia menembus US$ 1 triliun. "Tapi harus dicermati dulu apakah bisa tercapai di akhir tahun ini, semua tergantung pada performa IHSG karena IHSG belum mencapai 8.000," kata Nafan. Menurutnya, selain lonjakan harga saham para emiten adanya gelaran penawaran umum saham perdana alias
Initial Public Offering (IPO) atas perusahaan besar juga bisa mendorong market cap. Apalagi ada emiten baru yang bisa mengikuti suksesnya BREN, yang mampu merenggut kapitalisasi pasar BBCA puncak klasemen. Tentu, ini akan mendobrak jumlah market cap BEI.
Lebih lanjut, Nafan merekomendasikan
accumulative Buy BBCA dengan target terdekat di Rp 10.000,
accumulative buy BBRI dengan target Rp 5.325 dan
accumulative buy BMRI Rp 7.373. Sementara itu, Fath menilai BREN, TPIA dan AMMN memiliki valuasi yang premium tetapi sahamnya tergolong likuid. Dari ketiga saham itu, dia menilai BREN paling menarik. "Karena BREN masih ada potensi masuk FTSE Large cap Index dan selanjutnya bisa masuk ke MSCI," ucapnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari