KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tak hanya sektor keuangan yang berhasil mencatat pertumbuhan tinggi sepanjang tahun 2017. Diam-diam, sektor industri dasar dan kimia juga berhasil mencatat pertumbuhan maksimal di Bursa Efek Indonesia. Sektor industri dasar dan kimia berhasil tumbuh 17,08% year-to-date (ytd). Hal tersebut menjadikan sektor ini sebagai sektor dengan kenaikan tertinggi kedua setelah keuangan, yakni naik 29,18% ytd. Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee menjelaskan, pertumbuhan sektor industri dasar dan kimia ditopang oleh saham dari beberapa sub sektor, di antaranya sub sektor pulp dan kertas, sub sektor pakan ternak dan juga sub sektor kimia.
Saham dari sub sektor pulp dan kertas seperti PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) dipandang jadi penopang sektor ini. "Meningkatnya harga bubur kertas mendorong kinerja kedua perusahaan ini sehingga berdampak positif ke pertumbuhan harga sahamnya," kata dia, Minggu (3/12). Stabilnya harga ayam juga membuat emiten pakan ternak seperti PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) juga menjadikan kinerjanya membaik. Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Taye Shim menambahkan, pertumbuhan pada sektor ini juga disokong oleh dua saham milik taipan Prajogo Pangestu yakni, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan induknya, PT Barito Pacific Tbk (BRPT). Asal tahu saja, sepanjang tahun ini saham BRPT sudah melesat 202,67%. Sedangkan harga saham TPIA dari awal tahun ini hingga 30 November lalu sudah melejit sekitar 34,98%. "Indonesia masih sangat tergantung pada impor petrokimia. Rencana TPIA menambah kapasitas produksinya membuat performa pendapatan serta membuat harga sahamnya terus menanjak naik di tahun ini," ujar Taye. Sekadar mengingatkan saja, TPIA berencana menambah kapasitas produksi butadiena menjadi 137.000 ton. Selain itu, kapasitas pabrik polietilena juga ditambah menjadi 776.000 ton per tahun dan pabrik polipropilena menjadi 590.000 ton per tahun.