KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Sejumlah emiten jasa pertambangan berfokus menjaga kinerja operasional pada semester II 2024. Direktur PT Dana Brata Luhur Tbk (
TEBE) Hendy Narindra Dewantoro mengatakan, kinerja jasa tambang kuartal II-2024 sebesar 3,7 juta MT mengalami sedikit penurunan bila dibandingkan dengan kuartal II-2023 yang sebesar 4,1 juta MT dikarenakan penurunan produksi batubara oleh para user atau klien dan juga penurunan tren harga batubara. "Perusahaan melakukan berbagai efisiensi biaya dan melakukan ekspansi usaha dengan mengajukan konsesi Badan Usaha Pelabuhan (BUP) agar dapat melayani tidak hanya sektor batubara," kata Hendy kepada Kontan, Kamis (19/9).
Hendy menjelaskan, langkah ini ditempuh perusahaan demi mengoptimalkan peluang usaha yang ada. TEBE pun terus mengkaji peluang diversifikasi bisnis lainnya. Asal tahu saja, pada semester I 2024 TEBE membukukan laba bersih sebesar Rp 42,7 miliar. Raihan ini turun 63,55%
year on year (YoY) bila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2023 yang sebesar Rp 117,3 miliar.
Baca Juga: Kinerja Semester I Turun, Dana Brata Luhur Yakin Kinerja Membaik Pada Sisa Tahun Ini Sementara itu, raihan pendapatan TEBE mencapai Rp 223,73 miliar atau turun 27,75% dari periode sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 309,68 miliar. Hendy menjelaskan, untuk tahun ini pihaknya membidik pendapatan sebesar RP 495 miliar dan laba bersih mencapai Rp 183 miliar. Kontan mencatat, TEBE membidik volume pengangkutan sebesar 9,5 juta ton pada tahun ini. Adapun, PT Samindo Resources Tbk (
MYOH) membidik laba bersih sebesar US$ 18,4 juta pada tahun ini. Sekretaris Perusahaan Samindo Resources Ahmad Zaki Natsir mengatakan, sejalan dengan penetapan target tersebut, kinerja top line atau pendapatan pada tahun 2024 ini diharapkan dapat tetap positif. "Target
top line US$ 178 juta dan target
bottom line US$ 18,4 juta," ungkap Ahmad kepada Kontan, Kamis (19/9). Sebagai pembanding, pada tahun 2023 lalu, emiten jasa tambang ini membukukan pendapatan sebesar US$ 134,18 juta dan laba bersih sebesar US$ 18,48 juta. Hingga semester I 2024, MYOH mencatatkan pendapatan mencapai US$ 84,36 juta atau tumbuh 40,06% YoY dari periode sama di tahun sebelumnya yang sebesar US$ 60,23 juta.
Baca Juga: Permintaan Membaik, United Tractors (UNTR) Mengerek Target Penjualan Alat Berat Sementara itu, beban pokok pendapatan dan penjualan MYOH mencapai US$ 67,09 juta atau meningkat 30,86% yoy. Hingga semester I 2024, MYOH mencatatkan rugi selisih kurs sebesar US$ 3,19 juta atau berbanding terbalik dengan periode sama di tahun sebelumnya yang mencatatkan keuntungan selisih kurs mencapai US$ 1,8 juta. Adapun, raihan laba sebelum pajak penghasilan di semester I 2024 sebesar US$ 8,23 juta atau turun 14,63% YoY di mana raihan laba sebelum pajak penghasilan pada semester I 2023 lalu mencapai US$ 9,64 juta. Alhasil, laba bersih MYOH pada semester I 2024 tergerus sebesar 34,76% yoy dari US$ 8,28 juta menjadi US$ 5,4 juta. "Pendapatan meningkat karena volume overburden (OB) meningkat dan juga dampak dari akuisisi PT Transkon Jaya Tbk," jelas Zaki.
Zaki menjelaskan, selama enam bulan pertama tahun ini, MYOH merealisasikan volume OB mencapai 16,5 juta bank cubic meter (bcm), produksi batubara sebesar 2,9 juta ton dan pengangkutan batubara mencapai 10,9 juta ton. Untuk tahun ini, MYOH menetapkan target OB removal sebesar 30,7 juta bcm, produksi batubara sebesar 5,4 juta ton dan pengangkutan batubara sebesar 23,5 juta ton.
Sekretaris Perusahaan PT United Tractors Tbk (
UNTR) Sara K. Loebis mengungkapkan, UNTR melalui anak usahanya PT Pamapersada Nusantara membidik produksi batubara hingga 145 juta ton dan volume overburden (OB) removal sebesar 1,2 miliar bank cubic meter (bcm). "Proyeksi sampai akhir tahun untuk produksi batubara dikisaran 144 juta hingga 145 juta ton dan volume OB removal sekitar 1,1 miliar bcm hingga 1,2 miliar bcm," jelas Sara kepada Kontan, Kamis (19/9). Sara menambahkan, sampai Juli 2024, PAMA membukukan raihan volume produksi batubara mencapai 83,7 juta ton dan volume OB removal sebesar 699,1 juta bcm. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari