Emiten Jumbo Akan Bagikan Dividen, Simak Rekomendasi Saham ASII, BBCA, BMRI PTBA



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Prospek kinerja emiten-emiten besar seperti PT Astra International Tbk (ASII), Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) diprediksi akan bertumbuh positif di tahun 2024. Hal ini salah satunya didukung oleh rencana mereka dalam membagikan dividen.

Untuk itu, para pemburu dividen sebaiknya mulai menyiapkan diri menyambut pembagian berkah dividen. Meskipun jumlah dividen tahun ini diperkirakan tidak sebesar tahun sebelumnya, namun masih ada beberapa saham yang layak untuk dikoleksi menjelang pembagian dividen.

Salah satu perusahaan yang memberikan bocoran mengenai pembagian dividen dari laba tahun 2023 adalah PT Astra International Tbk (ASII). Perusahaan ini telah mengajukan usulan pembagian dividen final sebesar Rp 421 per saham.


Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Untuk Emiten Teknologi

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) juga telah mengumumkan pembagian dividen final Rp 270 per saham. Di mana, itu sudah termasuk dividen interim yang dibagikan pada akhir tahun senilai Rp 42,5 per saham.

Secara total, dividen final yang dibagikan oleh bank milik Djarum Group sebesar Rp 33,2 triliun. Angka tersebut setara dengan 68,4% dari total laba bersih BCA sepanjang 2023 yang mencapai Rp 48,6 triliun.

Selain itu, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga memutuskan bakal menggunakan 60% dari laba bersihnya di 2023 sebagai dividen. Nilainya sebesar Rp 33,03 triliun atau Rp 353,95 per lembar saham.

Sementara untuk PT Bukit Asam Tbk (PTBA), juga memberikan bocoran bahwa pada tahun ini pihaknya tetap konsisten membagi dividen. Hanya saja, PTBA belum membeberkan berapa nilai dan rasio pembagian dividen PTBA dari laba bersih tahun buku 2023.

Baca Juga: Menilik Rekomendasi Saham yang Getol Diborong & Dilepas Pengendali hingga Direksi

Lalu bagaimana dengan kinerja dan rekomendasi saham dari emiten-emiten tersebut? Simak ulasannya berikut ini:

1. PT Astra International Tbk (ASII)

Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM), Reza Fahmi Riawan mengatakan, kinerja ASII berpotensi kuat tumbuh positif di tahun 2024. Seiring ASII yang mencatatkan kinerja positif pada kuartal III 2023, dengan pendapatan naik 14,6% dan laba bersih naik 23,7% sec ara tahunan.

"ASII juga memiliki prospek yang menjanjikan, karena adanya peningkatan penjualan mobil, terutama di segmen low MPV dan SUV, serta rencana pengembangan kendaraan listrik," kata Reza kepada Kontan.co.id, Sabtu (16/3).

Selain itu, Reza mengatakan bahwa beberapa investor khawatir, masuknya mobil listrik BYD ke Indonesia,  dapat mengurangi pangsa pasar ASII. Namun, berdasarkan pengalaman di pasar Thailand, Toyota dapat mempertahankan 34% pangsa pasar meskipun BYD mendapatkan 3,9% pangsa pasar  pada tahun 2023.

  • Rekomendasi: Hold
  • Target Harga: Rp 5.700
Baca Juga: IHSG Berpotensi Konsolidasi Pada Senin (4/3), Berikut Saham-Saham yang Bisa Dilirik

2. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

Analis CGS CIMB Handy Noverdanius melihat, kinerja BBCA potensi tumbuh positif di tahun 2024, mengingat perusahaan tersebut mencatatkan kinerja keuangan yang positif pada semester satu 2023. BBCA mencatatkan laba bersih Rp12.2 triliun di kuartal keempat 2023. Sedangkan sepanjang 2023, BBCA mencatatkan laba bersih sebesar Rp 48.6 triliun atau naik 19,4% secara year on year (YoY).

Dia menjelaskan, pertumbuhan laba bersih yang kuat di sepanjang 2023 didorong oleh pertumbuhan pendapatan yang kuat atau naik 14,4% YoY dan beban provisi yang lebih rendah sebesar 50% YoY. 

Kemudian, kenaikan opex  sebesar 14,8% QoQ di kuartal empat 2023 disebabkan oleh faktor musim, meskipun demikian rasio biaya terhadap pendapatan sepanjang 2023 terkelola dengan baik di angka 33,8%," kata Handy dalam risetnya, 26 Januari 2024.

  • Rekomendasi: Add
  • Target Harga: Rp 10.900
Baca Juga: Simak Saham Pilihan di IDX High Dividend 20 Berikut Ini

3. Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)

Analis Ciptadana Sekuritas Erni Marsella Siahaan, mengatakan prospek kinerja BMRI diprediksi akan bertumbuh positif di tahun ini. Hal itu berkaca dari naiknya laba bersih BMRI sepanjang 2023 sebesar 34% YoY atau Rp 55,1 triliun.

"Sementara itu, peningkatan laba yang signifikan berasal dari beban pencadangan, yang mengalami penurunan luar biasa sebesar 37% YoY. Hal ini menyebabkan CoC sebesar 0,8% (vs. 1,5% di FY22), jauh  melampaui estimasi kami," kata dia dalam risetnya, 1 Februari 2024.

Erni mengatakan, kenaikan laba tersebut juga disebabkan oleh adanya pembalikan beban provisi. Lebih lanjut, BMRI juga menargetkan pertumbuhan kredit yang agresif sebesar 13-15% di tahun 2024.

Adapun dari sisi neraca, pertumbuhan kredit melonjak menjadi 16% YoY (6% QoQ), jauh mengungguli industri sebesar 10% dan empat bank besar lainnya sebesar 8-14%. Pertumbuhan kredit terutama didorong oleh kredit komersial (21% YoY, 9% QoQ) dan korporasi (18% YoY, 7% QoQ).

"Bank terus menargetkan pertumbuhan kredit yang lebih agresif sebesar 13-15% pada tahun 2024F yang didukung oleh semua segmen. Dari sisi likuiditas, LDR masih relatif tinggi pada 86% di 4Q23 (88% di 3Q23) berkat peningkatan giro sebesar 15% secara  QoQ dan 8% YoY.

  • Rekomendasi: Buy
  • Target Harga: Rp 7.500
Baca Juga: Menakar Kekuatan Permodalan Bank Besar di Tengah Pembagian Dividen Jumbo

4. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)

CEO Edvisor.id Praska Putrantyo memprediksi PTBA masih bisa menjaga kinerja pendapatan dan laba untuk tahun ini. Dia memprediksi harga batubara global yang sudah ternormalisasi bisa berada di sekitar US$ 125 per ton, level harga yang masih cukup baik bagi penambang.

Namun, Praska mengingatkan potensi tekanan terhadap ASP batubara juga masih terbuka. Hanya saja, kinerja PTBA bisa terangkat oleh kenaikan volume penjualan serta porsi penjualan domestik dan ekspor yang relatif terjaga.

"Akan tetapi PTBA memang belum mengalami kenaikan signifikan karena kinerja keuangan yang juga relatif melambat di sepanjang 2023, khususnya di pos pertumbuhan pendapatan dan laba, diperkirakan masih mampu bergerak naik karena sentimen pembagian dividen tersebut. Adapun PTBA dividend yield yang masih menarik di atas 5%," kata Praska.

  • Rekomendasi: Buy on weakness
  • Target harga: Rp 3.070
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati