KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program tol laut pemerintah rupanya belum memberi sentimen positif bagi emiten perkapalan. Tahun ini setidaknya akan ada 15 trayek tol laut yang bakal dibuka. Namun kinerja beberapa emiten di sektor pelayaran masih tertekan. Memang ada emiten yang mencetak kenaikan laba bersih, seperti PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk (TMAS). Tapi, kenaikan itu lebih karena penjualan aset, bukan operasional bisnis perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan kuartal I-2018, TMAS sejatinya mencatat penurunan laba kotor sebesar 27% menjadi Rp 56,77 miliar. Tapi, laba bersih melompat karena terdorong penjualan aset tetap senilai Rp 11,165 miliar.
Analis Senior Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar mengatakan, kinerja emiten perkapalan sangat tergantung harga minyak. "Kinerja emiten lebih baik kalau harga minyak rendah," ujar dia, Selasa (29/5). Soalnya, bahan bakar minyak menjadi salah satu komponen utama beban pokok perusahaan. Tengok saja kinerja PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD). Akibat naiknya harga minyak dunia ke kisaran US$ 70 per barel, beban bahan bakar LEAD naik 22% menjadi US$ 304.542. Angka ini berkontribusi 4,8% dari total beban pokok perusahaan sebesar US$ 6,35 juta. Beban pokok itu sendiri naik 4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Daya beli Selain itu, kinerja emiten perkapalan juga tertekan pelemahan daya beli. Semakin tinggi daya beli, semakin besar perputaran logistik, maka semakin besar potensi pendapatan yang diterima.