KONTAN.CO.ID - Bisnis industri keramik masih lesu. Dari data Kementerian Perindustrian, kapasitas produksi terpasang ubin keramik nasional sebanyak 580 juta meter persegi. Namun, konsumsi keramik di Indonesia hanya 350 juta meter persegi pada 2016. Artinya, penyerapan konsumsi keramik hanya sekitar 60%. Tak pelak, kondisi ini menjadi tekanan emiten keramik. PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) misalnya, terpaksa melepas anak usahanya yang bergerak di bidang keramik, PT Muliakeramik Indahraya, lantaran membebani kinerja keuangan MLIA. MLIA pun memilih fokus pada bisnis kaca lembaran, botol kemasan, glass block, dan kaca pengaman otomotif yang diklaim memiliki pertumbuhan cukup baik. Dalam keterbukaan informasi BEI, perusahaan ini yakin bisa memperbaiki kinerja keuangan agar tetap tumbuh.
Emiten keramik mencari strategi bertahan
KONTAN.CO.ID - Bisnis industri keramik masih lesu. Dari data Kementerian Perindustrian, kapasitas produksi terpasang ubin keramik nasional sebanyak 580 juta meter persegi. Namun, konsumsi keramik di Indonesia hanya 350 juta meter persegi pada 2016. Artinya, penyerapan konsumsi keramik hanya sekitar 60%. Tak pelak, kondisi ini menjadi tekanan emiten keramik. PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) misalnya, terpaksa melepas anak usahanya yang bergerak di bidang keramik, PT Muliakeramik Indahraya, lantaran membebani kinerja keuangan MLIA. MLIA pun memilih fokus pada bisnis kaca lembaran, botol kemasan, glass block, dan kaca pengaman otomotif yang diklaim memiliki pertumbuhan cukup baik. Dalam keterbukaan informasi BEI, perusahaan ini yakin bisa memperbaiki kinerja keuangan agar tetap tumbuh.