Emiten Kertas Terdampak Kenaikan Harga Bahan Baku, Cek Rekomendasi Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bahan baku kertas yakni kraft pulp tengah mengalami tren kenaikan. Melansir tradingeconomis pada Rabu (3/10), harga kraft pulp global mencapai CNY 5.794 per ton atau naik 0,03 dalam sebulan terakhir.

Founder Stocknow.id Hendra Wardana memprediksi, kinerja emiten kertas akan terpengaruh positif dalam jangka pendek dari adanya tren kenaikan harga pulp.

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham ASRI, BBCA, BREN dan MEDC untuk Kamis (3/10)


Ia juga menjelaskan, harga pulp yang tembus CNY 5.794 per ton itu menunjukkan permintaan global yang kuat sehingga meningkatkan pendapatan emiten kertas.

"Namun, perlu dipertimbangkan bahwa emiten yang dapat mentransfer biaya ini kepada konsumen akan lebih diuntungkan," kata Hendra kepada Kontan, Rabu (3/10).

Hendra melihat prospek harga pulp dan kertas hingga akhir tahun menunjukkan potensi stabilisasi. Meskipun ada tekanan inflasi, permintaan dari sektor kemasan dan produk kertas tetap tinggi sehingga dapat mendukung harga.

Baca Juga: IHSG Melorot ke 7.563 Hari Ini (2/10), BBRI, BMRI, BBCA Paling Banyak Net Sell Asing

Namun, jika harga pulp terus melambung, mungkin ada batasan pada margin keuntungan emiten. Ini tergantung pada kemampuan emiten untuk menaikkan harga produk akhir.

Dirinya juga memprediksi pendapatan dan laba emiten kertas hingga akhir kuartal ketiga diperkirakan meningkat, didorong oleh penjualan yang kuat dan pemulihan ekonomi pasca-pandemi.

"Peningkatan permintaan dari sektor e-commerce dan kemasan juga akan menjadi faktor pendorong utama. Namun, investor perlu memperhatikan potensi fluktuasi biaya bahan baku yang dapat mempengaruhi margin keuntungan," terangnya.

Baca Juga: Wall St Rabu (2/10): S&P 500 Ditutup Flat, Fokus Data Pekerjaan AS dan Timur Tengah

Di tengah sentimen kenaikan harga pulp, investor sebaiknya mencermati kemampuan emiten untuk mengelola biaya dan harga jual produk.

Penilaian terhadap strategi mitigasi risiko dan daya saing produk juga menjadi penting untuk menentukan kelayakan investasi.

Hendra merekomendasikan untuk mencermati saham INKP dan TKIM di masing-masing target harga Rp 9.775 per saham dan Rp 8.500 per saham.

Target harga tersebut merefleksikan potensi pertumbuhan yang wajar dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan strategi perusahaan.

Selanjutnya: IHSG Tumbang, Kapitalisasi Pasar Bursa Turut Terpangkas

Menarik Dibaca: Inilah Regulasi AI di Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto