Emiten Kesehatan Bakal Makin Bugar Setelah Suku Bunga Dipangkas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve (The Fed) diproyeksikan memangkas suku bunga pada September 2024. Pemangkasan suku bunga ini pun tampaknya bakal diikuti Bank Indonesia (BI). 

Kebijakan pelonggaran suku bunga tersebut juga dinilai menjadi angin segar bagi kinerja emiten healthcare atau kesehatan.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo menyampaikan efek pemangkasan suku bunga dari The Fed ini lebih mengarah pada stabilnya rupiah, karena adanya inflow dari asing ke dalam negeri. Azis bilang dengan adanya kestabilan rupiah, maka hal ini bisa memperbaiki kinerja emiten healthcare.


"Terutama pada farmasi karena bisa menerapkan strategi dengan meningkatkan kinerja bottom line-nya," kata Azis kepada Kontan.co.id, Selasa (17/9).

Baca Juga: Pemangkasan Suku Bunga Dorong Prospek Harga Logam Industri

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta mengamini bahwa kinerja sektor healthcare akan berdampak positif imbas dari pemangkasan suku bunga. Sebab, adanya tren pemangkasan suku bunga acuan akan berimplikasi positif terhadap meningkatnya pemulihan perekonomian global.

"Dengan begitu, sektor kesehatan juga akan terimbas positif. Indonesia juga demikian, kalau stabilitas ekonomi kita resilient, fundamental makro ekonomi solid, maka sektor kesehatan akan berpotensi berkembang," ujar Nafan kepada Kontan.co.id, Selasa (17/9).

Nafan juga berpandangan, pemangkasan suku bunga acuan sebenarnya sudah ter-price-in dari tren penguatan harga saham PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) sebelumnya.

"Pelaku pasar berekspektasi kuat pemangkasan suku bunga acuan The Fed akan terbuka lebar dan dilakukan pada September dan tahun-tahun berikutnya," ujarnya.

Baca Juga: IHSG Mencetak Rekor Baru, Rilis Data Ekonomi Menjadi Fokus Selanjutnya

Pada perdagangan Selasa (17/9), saham KLBF parkir di level Rp 1.705 per saham. Dalam sebulan perdagangan terakhir, harga saham KLBF sudah melonjak hingga 5,90%. Kemudian, untuk saham PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) ditutup melemah 1,02% menjadi Rp 2.920 per saham pada Selasa (17/9). Kendati demikian, saham SILO naik 6,18% pada satu bulan perdagangan terakhir.

Nafan merekomendasikan untuk accumulative buy saham KLBF dengan target harga Rp 1.795 per saham. 

Sementara, Azis merekomendasikan untuk trading buy saham KLBF dan SILO dengan target harga masing-masing Rp 1.875 per saham dan Rp 3.080 per saham.

Selanjutnya: Pertemuan Perdana: Real Madrid vs VfB Stuttgart di Liga Champions

Menarik Dibaca: Promo Beli Tiket Konser Secret Number, Diskon 50% pakai BCA!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati