KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor kesehatan domestik akan kehadiran Indonesia Healthcare Corporation (IHC). Ini adalah operator rantai RS terbesar di Indonesia, yang mengoperasikan 36 RS di Indonesia. Proyek kuncinya adalah Bali International Hospital (BIH) yang akan dibuat sebagai wisata medis di KEK Sanur. Proyek BIH berkonsep ramah lingkungan dengan efisiensi perawatan pasien. Hal ini dinilai akan memberikan insentif kepada pemain yang sudah ada untuk melakukan hal tersebut guna meningkatkan upaya efisiensi mereka agar tetap kompetitif. Para analis berpandangan bahwa dengan adanya proyek tersebut, emiten rumah sakit diprediksi akan bertumbuh positif di tahun ini. Terlebih, emiten rumah sakit juga masih melakukan ekspansi meski ditengah ketidakpastian pertumbuhan ekonomi dan suku bunga tinggi.
Baca Juga: IHSG Menuju Level 7.000, Saham Pilihan Ini Layak Koleksi Untuk Semester II-2024 Untuk itu, berikut rekomendasi saham-saham emiten kesehatan yang perlu dicermati: 1. PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) Analis BRI Danareksa Sekuritas Ismail Fakhri Suweleh memprediksi, kinerja MIKA di tahun ini, masih berpotensi untuk tumbuh positif. Hal ini seiring dengan kinerjanya yang cukup baik di kuartal I-2024, didorong oleh margin yang lebih tinggi dan komposisi pembayar yang lebih baik. Ia mencatat margin EBITDA meningkat sebesar 210bps menjadi 37% didukung oleh margin obat-obatan yang lebih baik karena MIKA menerapkan rata-rata kenaikan harga sebesar 8-10% di luar kenaikan ASP secara keseluruhan sebesar 5-7% yang efektif pada bulan Januari 2024. "Pada saat yang sama, MIKA berhasil memperoleh diskon dari pemasok obatnya, sebagaimana tercermin pada penurunan biaya obat," jelas Ismail dalam risetnya, Jumat, 3 Mei 2024. Selain itu, Ismail mengatakan MIKA juga telah mengindikasikan bahwa volume traffic pasien dalam dua minggu terakhir bulan April 2024 telah kembali ke level bulan Maret 2024, yang merupakan level tertinggi tahunan dalam hal rata-rata pasien per hari. Ismail berpendapat jika tren ini terus berlanjut, seiring dengan strategi perusahaan untuk menyediakan lebih banyak tempat tidur bagi pasien non-BPJS, pertumbuhan pendapatan FY24 akan melampaui panduan (12,5-15%) dengan margin EBITDA sebesar 35,5-37%. "Kami memperkirakan MIKA akan terus menghasilkan pendapatan yang lebih kuat pada sisa tahun fiskal 2024 di tengah strategi organiknya untuk mendapatkan kasus dengan intensitas lebih tinggi dengan tingkat harga yang diperbarui dan komposisi pembayar yang lebih baik," ujarnya. Rekomendasi: Buy Target Harga: Rp 3.200 per saham
Baca Juga: Prospek Emiten Pelat Merah Belum Bergairah, Cermati Saham Pilihan Analis 2. PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo memprediksi, kinerja HEAL masih berpotensi tumbuh positif di tahun ini, karena satunya HEAL berencana akan menambah empat rumah sakit baru pada tahun 2024 ini. "Dengan begitu, kami meningkatkan perkiraan laba bersih HEAL tahun 2024 dan 2025 sebesar 10% hingga 14%," kata Azis kepada Kontan.co.id, Sabtu (14/7). Azis menyebutkan saat ini, HEAL memiliki 47 jaringan rumah sakit yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia. Dengan diresmikannya empat rumah sakit baru tersebut, ditargetkan RS HEAL bisa bertambah menjadi 51 jaringan RS sampai akhir tahun 2024. Selain itu, pendapatan HEAL pada kuartal I 2024 juga tumbuh positif yang tercatat sebesar Rp 1,70 triliun atau tumbuh 25,9% jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023 yaitu Rp 1,35 triliun. Azis melihat kinerja HEAL pada kuartal I 2024 didorong oleh kinerja inisiatif manajemen dengan optimalisasi pengendalian biaya dan perluasan volume melalui pengoperasian tempat tidur tambahan. Dia juga menyebutkan, traffic pasien di fasilitas pelayanan kesehatan primer di wilayah Jakarta menunjukkan pertumbuhan sebesar 27% YtD. Volume JKN yang dirujuk ke HEAL sebesar 5%-6% Rekomendasi: Buy Target Harga: 2.000 per saham
Baca Juga: Antisipasi Rotasi Sektor Kala IHSG Bergejolak, Ini Saham Unggulan Analis 3. PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) Analis Samuel Sekuritas Daniel Aditya Widjaja memprediksi, kinerja SILO masih berpotensi untuk tumbuh positif di tahun ini, meski pada kuartal I-2024 kinerja SILO sempat tertekan. Hal tersebut seiring dengan kinerja SILO masih cukup solid sampai saat ini. Tercermin dari pendapatan perusahaan yang bertumbuh dengan kenaikan segmen rawat inap sebesar 12,8% YoY, rawat jalan 15,7% YoY, serta rata-rata trafik 13,8% YoY. Melorotnya laba bersih SILO lebih dikarenakan kerugian penurunan nilai yang lebih tinggi sebesar Rp 280,6 miliar pada aset keuangan, aset tidak lancar, dan APD. Hal itu berdampak pada penurunan margin operasi di kuartal I 2024 menjadi 4,9% dari kuartal I 2023 sebesar 13,8%. Tahun ini, SILO menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) hingga Rp 2 triliun. Daniel menyebutkan bahwa dana tersebut akan digunakan untuk ekspansi, seperti menyelesaikan sejumlah proyek berjalan di Siloam Hospitals Makassar Expansion, Siloam Hospitals Lippo Village LINAC Expansion, Siloam Hospitals Sentosa Bekasi Expansion and Siloam Hospitals New Gubeng Surabaya. Daniel menilai, ekspansi yang dilakukan perseroan menjadi salah satu faktor pendukung prospek kinerja perseroan. "Dengan adanya rumah sakit dan hospital beds yang semakin banyak dapat menggapai trafik yang lebih banyak juga," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (15/7). Apalagi sambungnya, melihat dari kenaikan tingkat okupansi tempat tidur (bed occupation rate/BOR) di kuartal I menjadi 70,6%. Pada kuartal I 2023, BOR SILO sebesar 65%.
Selain itu, dia memproyeksikan ada pertumbuhan pendapatan sebesar 16,1% YoY. Pertumbuhan tersebut didorong oleh pertumbuhan pendapatan rawat inap sebesar 19,9% YoY dan rawat jalan sebesar 11,1% YoY. Rekomendasi: Buy Target Harga: Rp 2.900 per saham Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .