Emiten Kesehatan Makin Sehat, Cek Prospek dan Rekomendasi Sahamnya dari Analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan saham di sektor kesehatan menunjukkan tren positif. Kondisi ini tercermin dari performa indeks sektor healthcare yang konsisten bertahan di zona hijau sejak awal tahun.

Melansir data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Senin (2/12), indeks saham kesehatan bertengger di level 1,458.453. Sejak awal tahun 2024, saham ini telah menguat 5,98%

VP Senior Research Analyst BNI Sekuritas, Aurellia Setiabudi memperkirakan pergerakan saham di sektor healthcare akan double digit growth earnings sebesar 19% hingga tutup akhir tahun 2024. 


"Prospek dari saham di sektor ini didukung oleh peningkatan traffic rawat inap di Oktober dan kinerja kuartal III yang tetap positif secara agregat," kata Aurellia kepada Kontan, Senin (2/12).

Baca Juga: Intip Rekomendasi Saham Pilihan untuk Sektor Rumah Sakit

Menurut Aurellia, terdapat beberapa sentimen yang memengaruhi pergerakan harga saham di sektor kesehatan sejak awal tahun. Salah satunya ialah pertumbuhan sektor yang didorong oleh peningkatan jumlah kunjungan pasien serta kenaikan pendapatan per pasien, baik dari pasien Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) maupun non-BPJS. 

Selain itu, ekspansi berupa penambahan rumah sakit juga turut berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan sejumlah emiten.

Aurellia juga menyampaikan ada beberapa faktor yang akan menunjang prospek sektor healthcare untuk tahun depan.

Pertama, implementasi UU No. 17/2023 dan PP No. 28/2024 akan berpotensi meningkatkan akses, kualitas layanan, serta infrastruktur digital. Pemerintah juga berencana meningkatkan tarif dari BPJS dan menerapkan skema KRIS (kelas rawat inap standar) pada tahun 2025, yang menggantikan sistem kelas. Hal ini dapat memberikan stabilitas keuangan bagi BPJS.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Emiten Rumah Sakit: HEAL, MIKA, SILO

Kedua, peningkatan anggaran pemerintah untuk healthcare pada tahun 2025 mencapai 6,1% yoy atau sebesar Rp 198 triliun. Total anggaran yang diajukan tersebut mencapai 5,5% dari total pengeluaran pemerintah. Peningkatan ini sebagai komitmen pemerintah dalam meningkatkan fokus terhadap akses layanan dan Kesehatan Masyarakat.

Ketiga, peraturan KMK No. HK.01.07/MENKES/1366/2024 yang memberikan guidelines dalam mengatur selisih biaya melalui COB (Coordinations of Benefits), merupakan mekanisme antara BPJS Kesehatan dan asuransi Kesehatan swasta dalam program JKN (Jaminan Kesehatan Nasional). Hal ini dapat mengurangi biaya langsung (out of pocket) yang harus dibayarkan oleh peserta JKN, peningkatan akses ke layanan kesehatan premium dan efisiensi pengelolaan pembayaran.

 
HEAL Chart by TradingView

Keempat, tren merger dan akuisisi (M&A) serta ekspansi baik secara nasional dan regional menjadi tanda bahwa minat dan investasi dalam sektor ini semakin meningkat.

Beberapa contoh dari aksi korporasi ini ialah PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) yang membuka 3 rumah sakit baru di 2024 yang berlokasi di Pasuruan, Madiun dan IKN. 

Tak hanya itu, HEAL juga berencana membuka rumah sakit di PIK 2 hingga akhir tahun 2024. PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO) juga berencana membuka 1 rumah sakit di Surabaya pada kuartal 4 tahun ini.

"HEAL yang memiliki eksposur tinggi terhadap pasien JKN atau 57% dari total pendapatan dipandang lebih menarik karena dapat memanfaatkan skema COB dan KRIS secara lebih maksimal di tahun depan," ujar Aurellia.

 
SILO Chart by TradingView

Researcher Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo menambahkan secara prospek emiten healthcare masih memiliki sentimen positif mengingat program Presiden Prabowo Subianto juga terus berfokus mengembangkan fasilitas kesehatan. 

"Saat ini HEAL dan SILO masih menarik dikoleksi, secara kinerja masih cukup baik dibanding yang lain," ujar Azis kepada Kontan, Senin (2/12).

Azis merekomendasikan trading buy SILO dan HEAL dengan target harga masing-masing Rp 3.180 dan Rp 1.595 per saham.

Sementara itu, Aurellia merekomendasikan untuk buy saham HEAL dan SILO dengan target harga masing-masing Rp 1.650 dan Rp 3.500 per saham.

 

Selanjutnya: UOB Indonesia Pertama Luncurkan Program Savings Weeks untuk Bantu Nasabah Menabung

Menarik Dibaca: Robert Kiyosaki Bilang, Orang yang Simpan 3 Aset Ini bakal Semakin Kaya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih