Emiten konsumer masih prospektif



KONTAN.CO.ID - Di tengah kondisi optimisme konsumen yang melemah, Mimi Halimin Analis PT Mirae Asset Sekuritas tetap optimistis pada perekonomian Indonesia ke depan. Beberapa faktor pendukungnya adalah, penyerapan tenaga kerja akan meningkat seiring meningkatnya realisasi investasi pada kuartal II 2017.

"Indikasi ini seharusnya dapat menenangkan kekhawatiran konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja," kata Mimi dalam riset 23 Agustus 2017.

Selain itu, pemerintah mengusulkan kenaikan kenaikan anggaran Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2018 untuk kementrian sosial dari Rp 17,2 triliun pada outlook 2017 menjadi Rp 34,0 triliun. "Kami percaya pemerintah memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan memulihkan daya beli di tahun depan," kata Mimi.


Joni Wintarja Analis NH Korindo Sekuritas mengatakan, untuk mendukung kinerja sektor konsumen, peran aktif pemerintah sangat diperlukan untuk merangsang ekonomi agar lebih aktif lagi. Selain itu, keoptimisan pengusaha dan konsumen perlu juga dijaga.

Joni memproyeksikan emiten konsumer akan bergerak positif ke depan. "Penambahan anggaran untuk Kementrian Sosial akan menjadi katalis positif untuk meningkatkan daya beli masyarakat," katanya.

Selain itu, peluang untuk berkinerja lebih baik bisa didapat emiten konsumer khususnya rokok dengan kenaikan tarif pita cukai yang di bawah 10%. Sementara, kinerja emiten dengan bisnis fast-moving consumer goods (FMCG) akan didukung konsumsi domestik yang baik dari perkiraan.

Saat ini, menurut Joni, emiten konsumer secara fundamental berkinerja cukup baik. Contohnya, Indofood dan PT Unilever Indonesia Tbk yang merupakan emiten dengan latar belakang keuangan solid. "Penjualan sikuls naik dan turun beberapa kuartal tidak akan terpengaruh," kata Joni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini