Emiten Logistik dan Pelayaran Kian Ramai, Saham Berikut Masih Layak Dipilih



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten di sektor transportasi dan logistik berbasis pelayaran kian ramai berlabuh di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada Juli dan Agustus ini saja, ada tiga calon emiten yang antre mencatatkan saham perdana (Initial Publik Offering/IPO).

Mereka adalah PT Habco Trans Maritima Tbk (HATM), PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (ELPI), dan PT Utama Radar Cahaya Tbk (RCCC). HATM dijadwalkan akan listing pada 26 Juli 2022. Sedangkan ELPI dan RCCC menyusul di bulan Agustus.

Pada tahun lalu, ada tiga emiten di sektor ini yang berlayar di pasar saham. PT Hasnur Internasional Shipping Tbk (HAIS) dan PT GTS Internasional Tbk (GTSI) listing di BEI pada September 2021. PT Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk (BSML) menyusul IPO pada bulan Desember.


Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengungkapkan, pemulihan ekonomi di tengah transisi pandemi pada tahun 2021-2022 menjadi katalis positif yang mendongkrak prospek bisnis dan saham emiten logistik. Kondisi ini bisa menjadi momentum yang tepat bagi sejumlah perusahaan untuk menggelar IPO.

Baca Juga: Tiga Perusahaan Logistik dan Pelayaran Menuju IPO, Simak Prospek dan Rekomendasinya

Harapannya, bisa terpapar respons positif dari pasar terhadap prospek sektor ini. 

"Covid yang terkendali, ditambah dengan naiknya harga komoditas, tentu membuat logistik kian sibuk. Terlebih Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor komoditas yang mendapatkan durian runtuh," ujar Nico.

Sebagai gambaran, sejumlah emiten di bisnis ini mencatatkan lonjakan kinerja dan harga saham. Seperti PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) yang hingga Jum'at (22/7) lalu sudah naik 187,44% secara year to date (ytd). Saham SMDR kini parkir di harga Rp 2.860.

Selanjutnya ada PT Temas Tbk (TMAS) yang sahamnya naik 81,02% secara ytd ke harga Rp 2.480. Di jajaran emiten logistik komoditas tambang dan energi, ada PT Humpuss Intermoda Trans Tbk (HITS) yang secara ytd naik 91,41% ke harga Rp 735.

Kemudian PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) dengan kenaikan 57,96% ke harga Rp 635 dan PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP) dengan peningkatan ytd sebesar 52,04% ke harga Rp 1.490.

Di jajaran emiten logistik dan pelayaran baru, BSML mencatatkan lonjakan harga paling tinggi dengan kenaikan di level 400% ke harga Rp 965. Lalu, HAIS dengan peningkatan 42,69% secara ytd ke harga Rp 244.

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya memperkirakan prospek emiten logistik dan pelayaran masih akan cerah mengingat tingginya produksi dan ekspor komoditas dari Indonesia. Pasalnya, pemerintah juga terus memacu penerimaan negara melalui ekspor komoditas.

Alhasil, pemerintah maupun swasta memacu aktivitas logistik setelah sempat tertunda akibat tersandung pandemi covid-19. 

"Tentunya permintaan atas jasa logistik turut melonjak untuk memenuhi perdagangan antar wilayah," kata Cheryl saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (24/7).

Sementara itu, Research Analyst Reliance Sekuritas Lukman Hakim menyoroti bahwa selain lonjakan harga komoditas, kinerja logistik energi juga terdorong oleh penggunaan energi alternatif seperti Liquefied Natural Gas (LNG). Kondisi ini bisa semakin mendongkrak kontrak dan harga jasa angkut.

Baca Juga: Sillo Maritime Perdana (SHIP) Bidik Pendapatan US$ 111,82 Juta

Secara umum, Lukman memandang IPO emiten sektor transportasi dan logistik bisa menarik sentimen positif dari pasar. Apalagi, penggunaan dana IPO sebagian besar dipakai untuk pembelian armada baru.

Hanya saja, perlu dicermati sejauh mana perusahaan bisa mendatangkan kontrak baru untuk dapat meningkatkan utilitas armada. Oleh sebab itu, Lukman menyarankan pelaku pasar mencermati volatilitas harga saham ketika baru di pasar regular.

"Karena investor masih akan menilai apakah saham tersebut wajar di harga sekarang, sehingga investor dapat trading jangka pendek," ujar Lukman.

Dengan kondisi yang sudah diterangkan di atas, Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandhu Dewanto menambahkan,  wajar jika perusahaan di sektor ini banyak yang melakukan ekspansi dengan menambah armada baru. Strategi ini penting untuk bisa mengakomodasi kebutuhan pasar.

Menurut Pandhu, kondisi inilah yang mendorong ramainya perusahaan menggelar IPO. 

"Dengan tujuan untuk mendapatkan dana yang lebih murah tanpa membebani keuangan seperti menambah utang baru," imbuh Pandhu.

Namun untuk calon emiten yang akan menggelar IPO yakni HATM, ELPI, dan RCCC, Pandhu menilai ketiganya belum ada yang benar-benar menarik untuk dikoleksi secara jangka panjang. 

Pandhu bilang, akan lebih cocok untuk jangka pendek, dengan tetap disiplin menerapkan manajemen risiko investasi.

Baca Juga: Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Pasang Harga IPO Rp 190-Rp 240

"Karena biasanya memiliki pergerakan yang cukup atraktif pada masa awal listing. Trading jangka pendek, karena jangka panjang belum begitu meyakinkan," ujar Pandhu.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera William Wibowo juga belum punya rekomendasi untuk ketiga saham yang akan IPO tersebut. Namun, William menduga pasar masih akan merespons positif terhadap IPO sektor transportasi dan logistik pelayaran.

Untuk sektor ini, William memberikan rekomendasi buy saham BSML mencermati support Rp 870 dan resistance pada Rp 1.120. Kemudian buy on weakness saham HAIS dengan support di Rp 186 dan resistance pada Rp 264.

Sementara itu, Pandhu menjagokan saham SMDR dengan target harga di area Rp 3.200 dan TMAS untuk target harga di Rp 2.800.

Senada, Lukman juga melihat saham SMDR dan TMAS masih layak untuk dikoleksi. Secara teknikal, saham TMAS bisa menuju resistance di Rp 2.890, sedangkan SMDR masih berpeluang menuju resistance di Rp 3.370.

Sedangkan Cheryl menyarankan saham BSML dengan target harga pada level Rp 1.060 dan TMAS untuk target harga di area Rp 2.850.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi