KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyerapan belanja modal alias
capital expenditure (capex) sejumlah emiten konstituen indeks LQ45 masih minim sepanjang semester pertama 2023. Misalkan, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (
INTP). Serapan capex INTP sepanjang enam bulan pertama 2023 masih di angka Rp 363 miliar dari total capex yang dianggarkan tahun ini yang mencapai Rp 1,2 triliun. Sekretaris Perusahaan INTP Dani Handajani mengatakan, capex tersebut digunakan INTP untuk
repair maintenance. Emiten semen merk Tiga Roda ini akan menggenjot penggunaan capex pada semester kedua. “Capex sejumlah Rp 1,2 triliun tersebut akan dipergunakan untuk
repair maintenance saja, supaya operasional berjalan dengan lancar,’ kata Dani kepada Kontan.co.id, Senin (7/8).
Sementara itu, sepanjang semester pertama 2023, PT Indika Energy Tbk (
INDY) mencatat realisasi belanja modal sebesar US$ 70,9 juta. Rinciannya, sebanyak US$ 5,7 juta di antaranya adalah untuk Indika Indonesia Resources dan Kideco Jaya Agung (Kideco) sebesar US$ 3,4 juta.
Baca Juga: Emiten Rokok Belum Bebas dari Batuk-Batuk Pada bisnis baru non-batubara, capex terutama digunakan untuk sektor mineral, terutama untuk proyek tambang emas Awakmas sebesar US$ 39,1 juta, Ilectra Motor Group (IMG) sebesar US$ 6,0 juta, dan Indika Nature sebesar US$ 5,3 juta. Vice President Director dan Group CEO Indika Energy Azis Armand menuturkan, bahwa sepanjang enam bulan pertama 2023 Indika Energy meningkatkan performa
environmental, social and governance (ESG) dan memperkuat diversifikasi di sektor non-batubara, termasuk dalam bidang energi baru dan terbarukan, kendaraan listrik, dan
nature-based solutions. Adapun emiten tambang batubara ini menganggarkan belanja modal US$ 302,4 juta untuk tahun ini.
Baca Juga: Simak Prospek Investasi di Pasar Modal Saat Suku Bunga Acuan Sesuai Ekspektasi PT Vale Indonesia Tbk (
INCO) telah mengeluarkan US$ 119 juta untuk capex selama semester pertama 2023. Rinciannya, selama triwulan kedua INCO mengeluarkan capex sekitar US$ 60,8 juta. Sementara pada kuartal pertama, INCO mengeluarkan sekitar US$ 58,2 juta untuk belanja modal. Direktur Keuangan Vale Indonesia Bernardus Irmanto mengatakan, capex di semester pertama sebagian dialokasikan untuk capex berkelanjutan
(sustaining capital) seperti pengembangan tambang
(mine development) di Sorowako. Sementara untuk
growth capital, sebagian besar belanja modal adalah untuk keperluan akuisisi lahan dan sebagian digunakan untuk pengerjaan awal
(early works) proyek pabrik pengolahan alias smelter. Irmanto bilang, penyerapan capex akan dikebut pada sisa tahun ini. “
Full construction sendiri memang baru akan terjadi di kuartal keempat, sehingga serapannya akan besar di kuartal tersebut,” kata Irmanto saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (7/8). Asal tahu, INCO memprediksi dana US$ 585 juta akan dihabiskan untuk proyek pertumbuhan (baik tambang maupun penyertaan modal) sepanjang tahun 2023.
Baca Juga: Indeks Kompas100 Kedatangan Penghuni Baru, Ini Saham yang Layak Dicermati Sementara PT Harum Energy Tbk (
HRUM) melaporkan penyerapan total belanja modal senilai US$ 12,9 juta dalam enam bulan pertama tahun 2023. Capex ini digunakan untuk sejumlah keperluan anak usaha HRUM, yakni penambahan properti tambang di PT Mahakam Sumber Jaya, PT Karya Usaha Pertiwi, dan PT Tanito Harum Nickel.
Capex juga digunakan untuk biaya pemeliharaan armada tongkang milik PT Layar Lintas Jaya serta pembelian kendaraan dan alat berat. Direktur Utama HRUM Ray Antonio Gunara menuturkan, pihaknya masih mempertahankan estimasi anggaran belanja modal untuk tahun 2023, yakni sekitar US$ 52 juta. Sebagian besar capex akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan sarana produksi di area tambang nikel. ”Sedangkan sisanya untuk penambahan properti pertambangan batubara, pembelian kendaraan, pembelian alat berat dan pemeliharaan kapal tunda dan tongkang,” kata Ray kepada Kontan.co.id. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati