Emiten muda cocok untuk trading, analis ini sarankan saham konstruksi dan perbankan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak semester II-2016 hingga hari ini ada sekitar 115 emiten yang tercatat melantai di bursa. Untuk menilai prospek dari emiten tersebut, Analis Reliance Sekuritas Kornelius Pandu Wicaksono menjelaskan secara fundamental perlu setidaknya sudah dua tahun laporan keuangan. Namun untuk trading, dia menyarankan untuk memilih emiten-emiten di sektor properti konstruksi dan perbankan karena potensi makroekonomi penurunan suku bunga.

"Secara fundamental, diperlukan setidaknya lima tahun laporan keuangan untuk menentukan apakah sebuah perusahaan layak beli atau tidak," jelas Kornelius saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (8/7).

Namun, lanjut Kornelius, apabila ingin trading tidak ada salahnya untuk memilih perusahaan yang baru saja melantai. Dia menyarankan untuk memilih emiten-emiten di sektor properti konstruksi dan perbankan. "Karena potensi makroekonomi penurunan suku bunga," imbuh dia.


Reliance Sekuritas memprediksi pada semester II-2019 Bank Indonesia (BI) akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps). Hal tersebut dapat memberikan sentimen positif di sektor properti-konstruksi dan perbankan.

Sebab dari penurunan suku bunga, akan terjadi penurunan modal kerja dan bunga pinjaman di sektor properti-konstruksi. Sehingga pembeli rumah akan bertambah.

Menurut Kornelius, PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) dan PT Wijaya Karya Bangunan Gedung (WEGE) menjadi emiten yang prospektif karena lini bisnisnya yang kan diuntungkan dengan suku bunga rendah. Dia menargetkan harga saham WSBP dan WEGE di level Rp 490. Adapun harga saham WSBP saat ini tercatat Rp 400 sedangkan WEGE tercatat Rp 338.

Senada, analis Artha Sekuritas Dennies Christopher juga menyebutkan WEGE cukup prospektif sebab kinerja pertumbuhannya bagus dan valuasi cukup murah. 

Laba bersih WEGE meroket 59,78% sepanjang 2018 lalu alias mengantongi Rp 444,24 miliar. Sementara itu laba bersih WEGE pada kuartal I-2019 tercatat Rp 77,7 miliar, meningkat 3,25% bila dibandingkan kuartal I-2018 yang tercatat Rp 444,9 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi