Emiten Pelabuhan Mengatrol Kinerja, Cek Rekomendasi Saham Pilihan Berikut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten pelabuhan menyiapkan strategi untuk mengatrol kinerja pada tahun 2023. Ada yang menggenjot ekspansi pasar dan armada baru, ada pula yang menggelar program efisiensi lewat transisi energi.

Direktur Utama PT Nusantara Pelabuhan Handal Tbk (PORT) Paul Krisnadi mengungkapkan strategi pada tahun ini adalah meningkatkan efisiensi. Langkah ini dijalankan melalui program elektrifikasi, yakni penggantian alat-alat pelabuhan yang menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) menjadi tenaga listrik.

Program ini dimaksudkan agar operasional PORT bisa lebih efisien. Guna memuluskan strategi tersebut, PORT menyiapkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 50 miliar pada tahun 2023, yang akan dialokasikan untuk elektrifikasi dan modifikasi alat pelabuhan.


Meski belum merinci, tapi Paul optimistis bisa menjaga pertumbuhan pendapatan dan meraih laba bersih. "Untuk 2023 kami akan berusaha mempertahankan pertumbuhan positif pendapatan serta bisa membukukan laba bersih," ujar Paul kepada Kontan.co.id, Selasa (24/1).

Baca Juga: Manuver Sultan Subang Haji Asep, Kendalikan BEBS Hingga Jual ZATA di Masa Lock-up

Untuk kinerja tahun buku 2022, Paul meyakini bisa meneruskan perbaikan kinerja keuangan yang telah diraih PORT hingga kuartal ketiga lalu. PORT pun telah menyerap capex sekitar Rp 75 miliar yang dipakai untuk peremajaan truk dan crane.

Emiten pelabuhan Grup Pelindo, PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) dan PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) juga menyiapkan program strategis untuk mengatrol kinerja. Investor Relation IPCC Reza Priyambada mengungkapkan pihaknya bakal mengembangkan kerja sama dalam ekosistem kepelabuhanan. 

IPCC akan meningkatkan kapasitas terminal kendaraan melalui ekspansi ke sejumlah area pelabuhan yang dapat dilakukan kerja sama sebagai terminal kendaraan maupun terminal Ro-Ro. "Diharapkan dapat menambah area pengelolaan terminal kendaraan dan kerja sama yang saling menguntungkan dengan berbagai pihak," kata Reza.

Baca Juga: Cek Rekomendasi Saham Emiten Besi dan Baja yang Punya Prospek Mumpuni di Tahun 2023

IPCC menganggarkan capex sekitar Rp 35 miliar hingga Rp 40 miliar, yang akan dialokasikan untuk perbaikan dan pembenahan sejumlah sarana-prasarana. IPCC memasang skenario pencapaian target minimal mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi dan industri penunjang bisnis.

"Kalau berasumsi positif resesi tidak hinggap ke Indonesia, maka minimal pertumbuhan kinerja IPCC dapat tercapai sekitar 15% hingga 20%. Ini minimal, kami harapkan dapat mencapai di atas itu." imbuh Reza.

Sementara itu, Direktur Utama IPCM, Shanti Puruhita, menyampaikan pihaknya terus melakukan penguatan armada tunda dan pandu untuk meningkatkan pelayanan operasional. Pada tahun ini, IPCM menganggarkan capex sekitar Rp 124,5 miliar.

Baca Juga: Banjir Investasi Asing di Proyek Nikel Indonesia

Mayoritas investasi dialokasikan untuk pembangunan kapal dan transformasi di bidang informasi dan teknologi. IPCM juga sedang merampungkan pembangunan beberapa armada kapal tunda maupun kapal pandu.

Meski kondisi ekonomi dan pasar masih dipenuhi tantangan, IPCM optimistis mampu mendongkrak kinerja dengan strategi bisnis yang telah disiapkan. Termasuk dengan strategi ekspansi di luar Pelindo Grup.

"Kami telah menyiapkan strategi bisnis dan rencana kerjasama untuk menggenjot sektor pendapatan dari bisnis di luar Pelindo Group yang terbukti sanggup menjaga kinerja keuangan tetap stabil di 2022," terang Shanti kepada Kontan.co.id beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Banyak Perusahaan Antre IPO, Ini Calon Emiten yang Menarik Versi Analis

Rekomendasi Saham

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Johan Trihantoro melihat potensi peningkatan kinerja emiten pelabuhan dan turunannya. Proyeksi itu didorong oleh pemulihan aktivitas ekonomi di berbagai negara yang akan mendongkrak ekspor dan impor, sehingga agregat permintaan barang dan jasa kembali meningkat. 

"Kondisi tersebut memberikan katalis positif, seiring membaiknya dari rantai pasok dan memberikan ekosistem logistik yang juga mengalami peningkatan, meski mungkin belum melampaui kondisi sebelum pandemi," terang Johan.

Hanya saja, Johan memberikan catatan bahwa emiten pelabuhan juga dihadapkan pada sejumlah tantangan. Meliputi ancaman resesi, lonjakan inflasi, efek kenaikan suku bunga, hingga dampak geopolitik. Faktor tersebut bisa menjadi halangan pada aktivitas ekonomi, arus barang, serta ekspor dan impor.

Dari sisi pergerakan saham, emiten pelabuhan juga belum menunjukkan performa cemerlang. PORT melaju paling kencang dengan kenaikan 4,27% secara year to date (YtD). Pada hari ini (24/1), PORT ditutup menguat 3,64% ke harga Rp 855 per saham.

Baca Juga: Australia Terapkan Pembatasan Ekspor Batubara, Begini Dampaknya ke Emiten

Selanjutnya, harga saham IPCC naik tipis 0,88% dihitung sejak awal tahun 2023. IPCC berada di area Rp 575 setelah hari ini menguat 0,88%. Sedangkan saham IPCM hari ini naik 0,74% ke Rp 272 per saham. Hanya saja IPCM masih mencatatkan pelemahan 0,73% secara YTD.

Sementara itu, PT ICTSI Jasa Prima Tbk (KARW) hari ini mampu menguat 1,30% ke harga Rp 78 per saham. Namun, pergerakan harga saham KARW masih ambles 10,34% secara YTD.

Di antara keempat emiten pelabuhan tersebut, Johan menjagokan saham IPCC dan IPCM yang layak dikoleksi untuk jangka pendek. Support - resistance yang bisa dicermati untuk IPCC ada di Rp 540-Rp 610, sedangkan IPCM terletak di area Rp 260-Rp 290.

Baca Juga: Industri Baja Berburu Cuan dari Proyek Pembangunan IKN Nusantara

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora juga melihat emiten Grup Pelindo masih menjadi pilihan utama. IPCC dan IPCM menarik koleksi dengan target harga masing-masing di Rp 620 dan Rp 300.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo turut menyarankan saham emiten pelabuhan sebagai investasi jangka pendek hingga menengah. Rekomendasi buy untuk IPCC dengan support Rp 560 dan resistance Rp 600.

Sementara itu, pelaku pasar bisa melakukan trading buy untuk saham PORT dengan resistance di Rp 900 dan support Rp 815. "Tetapi perlu berhati-hati juga karena saham ini memiliki volatilitas yang tinggi," ujar Azis.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga menyoroti saham IPCC dan PORT. Trading buy untuk IPCC dengan support Rp 560, resistance Rp 585 dan target harga Rp 610. Lalu, speculative buy saham PORT dengan support Rp 785, resistance Rp 875 dan target harga Rp 930.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati