Emiten pelayaran menyiasati kenaikan harga minyak mentah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak mentah di pasar global sempat menembus US$ 60 per barel. Kondisi ini turut membebani emiten sektor pelayaran. Sebab, kenaikan harga minyak bisa mengerek biaya bahan bakar emiten pelayaran.

PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) mengakui kenaikan harga minyak mentah bakal mempengaruhi kinerjanya. Manajemen SMDR telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengatasi hal tersebut.

Direktur SMDR, Bani Maulana Mulia, menyebutkan kenaikan harga minyak berpotensi meningkatkan biaya operasional. Agar margin keuntungan perusahaan tidak tergerus, SMDR bisa mengambil beberapa langkah strategis. "Kami bisa menyiasatinya dengan menaikkan harga sewa. Sebab, di setiap kontrak kami menyertakan ketentuan fuel surcharge," ujar Bani kepada KONTAN, Senin (12/3).


Ketentuan fuel surcharge memang sengaja dimasukkan dalam setiap klausul kontrak untuk mengantisipasi kenaikan harga minyak. Namun dia tidak menyebutkan berapa harga minyak yang ideal agar kinerja SMDR tetap stabil.

Selain menaikkan tarif sewa, SMDR mengatasi kenaikan harga bahan bakar dengan cara meneken kontrak dengan pemasok untuk jangka panjang. Dus, SMDR bisa menekan beban bahan bakar agar tetap stabil, meski harga minyak terus naik.

Meski kenaikan harga minyak mengerek beban SMDR, Bani tidak memungkiri di sisi lain hal ini berpotensi membuat kegiatan operasional, terutama di bisnis migas, semakin naik. Sebab, kegiatan eksplorasi perusahaan migas ikut meningkat. "Kinerja bisa terbantu permintaan perusahaan migas," ujar dia.

Sedangkan manajemen PT Soechi Lines Tbk (SOCI) merasa tak terkena dampak secara signifikan atas kenaikan harga minyak mentah.

Direktur Keuangan SOCI Paula Marlina mengatakan, kenaikan harga minyak memang bisa mengerek beban bahan bakar mereka. Namun hal tersebut tak terlalu menjadi perhatian. "Selama permintaan migas Indonesia tinggi, kami yakin pendapatan akan terus meningkat," kata dia.

Head of Research Ekuator Swarna Sekuritas David Sutyanto optimistis sektor pelayaran masih terus tumbuh. Kenaikan harga minyak serta harga komoditas lainnya justru bakal membuka peluang besar bagi emiten pelayaran. "Kegiatan pertambangan yang semakin aktif membuat peluang memperoleh kontrak baru semakin tinggi," ujar dia.

Vice President Research Artha Sekuritas Indonesia Frederik Rasali juga melihat emiten pelayaran bakal diterpa berbagai sentimen positif. "Yang paling utama datang dari penguatan harga komoditas sehingga permintaan jasa pelayaran semakin meningkat tahun ini," tutur dia.

Meski begitu, emiten tetap harus waspada. Pergerakan harga komoditas yang tak bisa ditebak bisa mempengaruhi kinerja emiten pelayaran di masa mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati