KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Geliat ekspansi perusahaan domestik maupun asing turut menguntungkan emiten penyedia lahan industri. Sejumlah emiten mencatatkan penjualan lahan baru hasil dari ekspansi perusahaan manufaktur ke tanah air. Terbaru, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) milik PT AKR Corporindo Tbk (
AKRA) kedatangan investor baru. Pada 30 Agustus 2023, Sichuan Hebang Biotechnology Co. (Hebang) menandatangani Conditional Shares Purchase Agreement (CSPA) dengan PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera yang merupakan anak perusahaan AKRA, terkait pembelian tanah untuk mendirikan pabrik Petrokimia di KEK JIIPE. Lahan yang akan dibeli adalah seluas 67 hektare. Hebang akan menggunakan lahan ini untuk pembangunan pabrik bahan kimia.
Tak tanggung-tanggung, perusahaan asal China tersebut berencana untuk membenamkan dana investasi hingga US$ 800 juta dalam proyek tersebut untuk membangun pabrik petrokimia, terutama untuk produksi sodium karbonat, amonium klorida dan glifosat serta produk lainnya.
Baca Juga: Kawasan Industri Diminta Pakai Listrik PLN, Begini Respons Puradelta Lestari (DMAS) Direktur dan Sekretaris Perusahaan AKRA Suresh Vembu mengatakan, Berkah Kawasan Manyar Sejahtera akan berupaya agar serah terima penjualan lahan tersebut rampung tahun ini. Sehingga, AKRA dapat membukukan pos penjualan tanah pada pembukuan tahun ini. Dus, jika pembelian lahan seluas 67 hektare tersebut bisa selesai pada 2023, target penjualan lahan yang dipasang AKRA tahun ini, yakni seluas 70 ha sampai 75 ha bisa terlampaui. Pada semester pertama 2023, segmen lahan industri mencatatkan pendapatan sebesar Rp 613 miliar. Jumlah ini melesat 308% dari Rp 151 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan ini terdiri atas penjualan lahan senilai Rp 482 miliar, naik 925% dari realisasi penjualan lahan di periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 47 miliar. Pada semester pertama 2023, JIIPE telah membukukan penjualan19,6 hektare tanah dari produsen lembaran tembaga terkemuka, PT Hailiang Nova Material Indonesia.
Baca Juga: Kawasan JIIPE Mengangkat Prospek AKR Corporindo (AKRA) Kenaikan penjualan lahan juga dicatatkan oleh pengembang kawasan modern terpadu Kota Deltamas, PT Puradelta Lestari Tbk (
DMAS). Pada semester I-2023, DMAS menjual 28,3 hektare lahan industrinya. Industri
data center masih menjadi kontributor utama penjualan lahan industri DMAS. “Masih ada permintaan lahan industri sekitar 90 hektare, yang berasal dari sektor
data center, sektor otomotif, logistik, FMCG, dan sektor lainnya ,” kata Direktur DMAS, Tondy Suwanto. DMAS meraih pendapatan prapenjualan atau
marketing sales sebesar Rp 1 triliun pada enam bulan pertama tahun 2023. Realisasi ini memenuhi sekitar 59,7% dari target
marketing sales tahun 2023 sebesar Rp 1,8 triliun. Capaian
marketing sales DMAS di paruh pertama tahun 2023 ini sebagian besar berasal dari penjualan lahan industri, di samping penjualan produk komersial dan hunian.
Baca Juga: Pertamina dan Pelindo Akan Bangun Terminal Modern Terintegrasi di Tengah Laut PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (
KIJA) mencatat penjualan lahan industri sebesar Rp 1,27 triliun. Penjualan lahan industri di paruh pertama 2023 sebagian besar berasal dari Kendal yaitu sebesar Rp 1 triliun atau 68,9 hektare, sisanya sebesar Rp 276,0 miliar atau 13,3 hektare berasal dari Cikarang. Mulyadi Suganda, Sekretaris Perusahaan KIJA menuturkan, pihak yang mengisi lahan industri KIJA cukup bervariasi, mulai dari sektor pengemasan
(packaging), plastik, peralatan medis
(medical equipment) sampai dengan baterai listrik. KIJA menargetkan penjualan lahan industri sebesar Rp 1,4 triliun, dengan rincian sebanyak Rp 600 miliar berasal dari Cikarang dan Rp 800 miliar berasal dari Kendal.
Baca Juga: Jababeka Infrastruktur Targetkan 100 Perusahaan Bergabung dengan NZICC Tahun Depan Sementara itu,
marketing sales PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (
BEST) belum mengalami perubahan signifikan sejak kuartal pertama 2023. Berdasarkan lahan yang terjual, capaian
marketing sales senilai Rp 51 miliar berasal dari penjualan 2 hektare lahan dengan harga rata-rata atau
average selling price (ASP) mencapai Rp 2,9 juta per meter persegi. “Kami belum ada
update lagi, (terakhir per kuartal pertama) belum bertambah lagi,” terang Seri, Head of Investor Relations Bekasi Fajar kepada Kontan.co.id, Rabu (6/9). Analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stefano mempertahankan rekomendasi
buy saham DMAS dengan target harga Rp 220. Saham DMAS menjadi pilihan utama alias
top pick di sektor kawasan industri. Sebab, Victor meyakini permintaan lahan industri dari pemain pusat data akan tetap solid pada tahun ini. Selain itu,
groundbreaking pabrik baterai Electrum dan Hyundai juga akan memperkuat komitmen DMAS terhadap penggunaan energi terbarukan dan industri teknologi tinggi dalam Kawasan industrinya.
Baca Juga: Mega Manunggal Property (MMLP) Optimistis Bisa Mengejar Target Bisnis Tahun Ini Analis Henan Putihrai Sekuritas Arandi Pradana secara konservatif mengasumsikan penjualan lahan AKRA sebesar 50 ha tahun ini. Estimasi ini berpotensi menghasilkan penjualan lahan sebesar Rp1,0 triliun, naik 6,1% dari tahun lalu. Namun, dengan pembelian lahan oleh Hebang, Arandi memperkirakan kinerja AKRA akan melampaui ekspektasinya. Dia merekomendasikan beli saham AKRA dengan target harga Rp 1.500 per saham. Lemahnya volume penjualan bahan bakar minyak, melemahnya harga minyak bumi, serta penjualan lahan yang lebih rendah dari perkiraan menjadi risiko dari rekomendasi ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati