Emiten Ramai Menggelar Private Placement, Ini Sentimennya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten tercatat melakukan penggalangan dana di pasar modal lewat aksi Penambahan Modal Tanpa Memberikan Hak Memesan Terlebih Dahulu (PMTHMETD) alias private placement.

Aksi korporasi itu dipilih oleh sejumlah emiten dengan tujuan yang berbeda-beda. Misalnya, PT SLJ Global Tbk (SULI) melakukan private placement untuk penyelesaian utang.

Melansir keterbukaan informasi BEI, Rabu (25/10), SULI berencana menerbitkan sebanyak 2.130.705.416 saham baru yang diambil dari portepel dengan nilai nominal Rp 100 dan nilai konversi Rp 150 per saham.


Baca Juga: SLJ Global (SULI) Gelar Private Placement, Terbitkan 2,13 Miliar Saham Baru

PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) atau Moratelindo akan melakukan private placement untuk memperkuat struktur permodalan dan menambah jumlah saham yang beredar di pasar.

MORA berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,36 miliar saham dengan nominal Rp 100. Jumlah itu setara dengan 10% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh MORA.  

PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) akan melakukan private placement untuk modal kerja. PMMP akan menerbitkan maksimal 235,3 juta saham baru yang setara sekitar 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Nominal saham di private placement adalah Rp 100 per saham. alhasil, PMMP berpotensi bisa meraup dana segar sebanyak Rp 23,53 miliar.

Sementara, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah menuntaskan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu alias private placement dengan total Rp 2,3 triliun.

Dalam aksi korporasi ini, GOTO telah menerbitkan 17,04 miliar saham baru seri A. Dus, total saham ditempatkan dan disetor penuh setelah private placement mencapai 1,2 triliun. Dana dari private placement ini akan digunakan untuk mendukung modal kerja perseroan dan entitas usaha.

Direktur Utama Kiwoom Sekuritas Indonesia Chang-kun Shin mengatakan, pertama-tama yang harus dilihat adalah tujuan utama penggunaan dana dari aksi private placement dan siapa saja investornya.

Lalu, harus dicari tahu juga terkait reputasi dan potensi emiten ke depannya.

“Kalau dilihat dari tujuannya, saat ini mayoritas emiten menggunakannya untuk modal kerja dan ekspansi. Namun, ada juga yang akan konversi dari utang ke saham,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (25/10).

Baca Juga: Gelar Private Placement, Moratelindo (MORA) Terbitkan 2,36 Miliar Saham

Terkait dampak private placement, kata Shin, dampaknya bergantung pada tujuan penggunaan dana.

Dampak aksi korporasi ini akan positif jika memang dananya digunakan untuk ekspansi, seperti PMMP yang ingin memperkuat pasar ekspor. Oleh karena itu, Shin melihat, private placement yang dilakukan PMMP menarik.

“Sebab, investor yang akan masuk adalah investor strategis yang tujuannya untuk memperkuat penetrasi pasar mereka, khususnya ke Amerika Serikat (AS) dan Jepang,” paparnya.

Selain PMMP, MORA dilihat Shin memiliki peluang untuk mempertahankan, bahkan menaikkan kinerjanya hingga akhir tahun.

Di sisi lain, SULI masih rugi dan tercatat belum menunjukkan perbaikan. Sementara, GOTO masih rugi, meskipun menunjukkan sedikit perbaikan, di mana rugi lebih kecil dibandingkan periode sebelumnya.

“Tapi, tetap harus dipantau kinerja mereka selanjutnya,” ungkapnya.

Shin melihat, untuk keempat emiten tersebut, investor disarankan wait and see terlebih dahulu, terutama untuk PMMP. Sebab, harga sudah naik signifikan dan ada kemungkinan bisa koreksi.

Namun, secara valuasi, dilihat dari PE dan PBV, PMMP masih tergolong murah dan bisa buy dalam jangka menengah hingga Panjang.

“Untuk target harga, PMMP bisa ada di level Rp 530 per saham,” ungkapnya.

Untuk SULI, di luar dari alasan kinerja fundamental, sahamnya masih menarik.

Sebab, private placement ini untuk konversi utang menjadi saham, sehingga menurunkan rasio utang.

Untuk target harga SULI ada di level Rp 206 – Rp 228 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi