KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan tercatat merancang aksi korporasi berupa penambahan modal baik melalui private placement maupun rights issue pada awal September 2025. Terbaru, ada PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) yang akan menggelar private placement dengan jumlah sebanyak-banyaknya 634.722.000 lembar saham biasa dengan nominal Rp 100 per saham atau 10% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh. Manajemen OASA menyebut, perusahaan sedang berupaya memperbaiki struktur permodalan demi meningkatkan nilai perusahaan bagi seluruh pemegang saham.
Pasar Respons Positif
Investment Analyst Infovesta Utama, Ekky Topan menerangkan secara umum penambahan modal melalui private placement maupun rights issue umumnya memberikan dampak positif bagi emiten, khususnya terhadap ekspektasi kinerja dan harga saham. "Aksi korporasi seperti ini sering kali direspons positif oleh pasar karena mencerminkan adanya rencana ekspansi, efisiensi, atau perbaikan struktur permodalan yang akan mendorong pertumbuhan ke depan," kata Ekky kepada Kontan, Kamis (4/9/2025) lalu. Sementara itu, jika dibandingkan dengan pinjaman bank, penggalangan dana melalui pasar modal memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri. Dari sisi keunggulan, risiko bunga tentu lebih rendah karena tidak ada kewajiban membayar bunga tetap sebagaimana pinjaman. Selain itu, aksi korporasi seperti ini juga membuka akses terhadap investor strategis dan dapat menjadi sarana diversifikasi sumber pendanaan. Contohnya, Fortune Street Limited dalam aksi korporasi BULL, maupun potensi mitra strategis yang masuk melalui private placement OASA, hal ini menunjukkan adanya kepercayaan eksternal terhadap prospek pertumbuhan perusahaan. Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham Emiten yang Gelar Rights Issue Namun di sisi lain, biaya modal ekuitas juga perlu diperhatikan. Efek dilusi terhadap saham eksisting serta dampaknya terhadap laba per saham (EPS) bisa menjadi perhatian utama, terutama bagi investor lama. Proses penggalangan dana melalui pasar modal juga umumnya membutuhkan waktu dan biaya yang lebih tinggi dibandingkan pinjaman bank, mengingat harus melalui tahapan korporasi dan regulator. Dihubungi terpisah, Head of Research Kiwoom Sekuritas, Liza Camelia Suryanata menilai transaksi dalam rights issue PANI layak secara komersial dengan valuasi yang wajar, termasuk sekitar 75% diskon terhadap net aset value (NAV) CBDK, sehingga potensi kenaikan NAV PANI diperkirakan cukup menjanjikan. "Jadi meskipun berskala besar, strategi ini tampak konsisten seperti memperkuat kontrol atas CBDK, memperkuat struktur permodalan dan menjaga fleksibilitas untuk pengembangan bisnis jangka menengah panjang," ujar Liza kepada Kontan, Kamis (8/9) lalu.Rekomendasi Saham
Ekky menilai OASA dapat menjadi opsi dengan profil high risk high reward, mengingat proyek energi terbarukan yang tengah dikembangkan memiliki potensi besar. Jika proyek ini berhasil menghasilkan arus kas secara berkelanjutan, maka harga saham OASA berpeluang menguat lebih lanjut ke kisaran Rp 350–Rp 360, setelah mampu menembus resistance terdekat di Rp 300. Kemudian, PANI akan mendapatkan katalis yang signifikan apabila akuisisi CBDK dan rencana konsolidasi berjalan mulus. Aksi korporasi ini berpotensi menambah valuasi secara signifikan dan mendongkrak kinerja keuangan ke depan. Dengan proyeksi eksekusi berjalan sesuai rencana, target harga Rp 20.000 masih cukup realistis untuk jangka menengah. Terakhir, saham BULL memiliki prospek menarik di tengah rencana ekspansi armada. Apabila ekspansi ini mampu meningkatkan efisiensi dan volume pengangkutan, maka potensi re-rating saham cukup terbuka. Target harga jangka menengah berada di kisaran Rp 200–Rp 220.BULL Chart by TradingView