Emiten Rokok Catat Kinerja Beragam, Cermati Rekomendasi GGRM, WIIM dan HMSP



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Gudang Garam Tbk (GGRM) melemah pada kuartal I-2024. Laba bersih GGRM tercatat Rp 595,5 miliar, turun 69% dari Rp 1,96 triliun pada periode yang sama tahun 2023.

Penurunan ini sejalan dengan penjualan dan pendapatan usaha GGRM yang juga menurun 11,7% menjadi Rp 26,2 triliun. Beban pokok berkurang menjadi Rp 23,4 triliun dari Rp 25,3 triliun tahun lalu, sehingga laba bruto turun 37,2% menjadi Rp 2,7 triliun.

Laba usaha dan laba sebelum pajak masing-masing turun menjadi Rp 981,9 miliar dan Rp 791,24 miliar.  Total aset GGRM naik sedikit 0,8% menjadi Rp 93,2 triliun, sedangkan liabilitas meningkat 0,9% menjadi Rp 31,8 triliun. Ekuitas juga naik menjadi Rp 61,4 triliun.


Baca Juga: Kinerja Gudang Garam (GGRM) Lesu, Cek Rekomendasi Analis untuk Saham Emiten Rokok

PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) juga mencatat penurunan laba bersih pada kuartal I-2024 menjadi Rp 90,5 miliar, turun 18,3% dari Rp 110,8 miliar. Penjualan neto WIIM turun 10,2% menjadi Rp 1,05 triliun.

Beban pokok WIIM juga turun 10,3% menjadi Rp 800,1 miliar, menghasilkan laba bruto sebesar Rp 257,5 miliar, turun 7,4%. Total aset WIIM tumbuh 4,6% menjadi Rp 2,69 triliun, dengan liabilitas dan ekuitas masing-masing meningkat menjadi Rp 761,0 miliar dan Rp 1,93 triliun.

Berbeda dengan GGRM dan WIIM, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mencatat kinerja positif dengan laba bersih Rp 2,2 triliun, naik 4,7% dari Rp 2,1 triliun tahun sebelumnya. Penjualan bersih HMSP naik 8,1% menjadi Rp 29,1 triliun, meskipun beban pokok penjualan juga meningkat 9,9% menjadi Rp 24,3 triliun.  

 
HMSP Chart by TradingView

Total aset HMSP meningkat tipis menjadi Rp 55,8 triliun, dengan liabilitas Rp 23,6 triliun dan ekuitas Rp 32,1 triliun.

Baca Juga: Kinerja Gudang Garam (GGRM) Diproyeksi Positif Kendati Tertekan Cukai Rokok

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, mengungkapkan kinerja penjualan GGRM dan WIIM masih di bawah ekspektasi, terutama pada segmen SKM.

Hal ini mengindikasikan penurunan daya beli masyarakat, ditambah dengan potensi kenaikan cukai yang bisa membuat harga rokok semakin mahal.

Namun, Azis melihat kinerja HMSP tetap menarik karena peningkatan penjualan SKM. Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, menilai kinerja HMSP masih stabil dan menunjukkan pertumbuhan.

Baca Juga: HM Sampoerna (HMSP) akan Tebar Dividen Rp 8,06 Triliun, Setara Rp 69,3 per Saham

Meskipun GGRM mengalami penurunan, Nafan menyebutkan GGRM tetap memiliki prospek baik karena ekspansi bisnis ke bidang infrastruktur seperti pembangunan bandara dan jalan tol, yang akan meningkatkan keberlanjutan dan kepercayaan investor.

Analis MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, merekomendasikan trading buy untuk saham GGRM dengan target harga Rp 19.725 - 20.000, HMSP dengan target Rp 810-835, dan spec buy untuk WIIM dengan target Rp 1.200 - 1.260. Azis juga merekomendasikan trading buy untuk HMSP dengan target Rp 810-850.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli