KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah keluarnya laporan keuangan semester pertama 2023, analis mengatakan emiten rokok masih diuntungkan dari pemulihan konsumsi masyarakat Indonesia. Seperti emiten rokok PT HM Sampoerna Tbk (
HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (
GGRM) yang saat ini sama-sama mencetak peningkatan laba bersih pada semester pertama 2023 ini. GGRM membukukan laba bersih sebanyak Rp3,28 triliun. Nilai itu mengalami peningkatan yang tinggi sebesar 243,9% pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 956,14 miliar.
Baca Juga: Kinerja Emiten Rokok Semakin Mengepul, Begini Rekomendasi Analis Sementara HMSP mencatat penjualan Rp 56,15 triliun pada semester I 2023. Penjualan naik 4,95% jika dibandingkan semester I 2022 sebesar Rp 53,50 triliun. Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, emiten rokok masih diuntungkan dari pemulihan konsumsi masyarakat Indonesia di semester I-2023 ini. Hal ini ditunjukkan dari data indeks keyakinan konsumen Indonesia yang berada di rata-rata 125 di semester I-2023. “Dengan demikian meski dibayangi kenaikan harga jual seiring kenaikan cukai, namun penjualan masih meningkat di semester I-2023,” kata Valdy kepada Kontan, Kamis (3/8).
Selain itu, menurut dia, faktor pendorong lainnya adalah upaya inovasi produk dari emiten rokok untuk meredam dampak dari kampanye-kampanye mengenai kepedulian terhadap kesehatan. Selain itu, tantangan emiten rokok adalah kecenderungan kenaikan tarif cukai yang cukup besar dalam beberapa tahun terakhir (kecuali pada periode pandemi). Salah satu respon dari hal ini adalah dengan menaikkan harga jual untuk menjaga margin. Akan tetapi, kenaikan harga perlu didukung oleh kondisi konsumsi masyarakat Indonesia yang baik juga. Langkah lain yang juga sudah mulai dijalankan adalah dengan mengembangkan inovasi pada produk rokok itu sendiri.
Prospek emiten rokok di Indonesia, menurut dia, dengan kecenderungan penurunan inflasi dan solidnya konsumsi domestik, emiten rokok masih berpotensi menjaga pertumbuhan pendapatan di semester II-2023. “Terlebih ada potensi peningkatan perputaran uang di semester II-2023 mengingat akan memasuki periode pemilu sejak 28 November 2023 dan potensi peningkatan konsumsi di libur panjang akhir tahun,” jelasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .