Emiten rumahsakit ketiban rezeki



KONTAN.CO.ID - Keputusan pemerintah untuk meningkatkan anggaran kesehatan di 2018 bisa jadi sarana mendulang untung bagi emiten rumahsakit. Meningkatnya anggaran sebesar 6% bisa menjadi katalis positif bagi emiten jasa kesehatan.

Dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2018 mendatang, Presiden Joko Widodo menganggarkan Rp 110,2 triliun untuk dana kesehatan. Sekitar Rp 25,2 triliun dari anggaran tersebut rencananya akan digunakan untuk Jaminan kesehatan Nasional (JKN).

Meski ada potensi bagi emiten rumahsakit bisa meningkatkan kinerjanya dari kebijakan ini, Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Kevin Juido memandang, emiten farmasi tidak terlalu diuntungkan oleh perubahan di RAPBN 2018 ini. "Penjualan emiten farmasi bergantung pada jumlah orang sakit. Dinaikkannya anggaran kesehatan belum tentu membuat jumlah orang sakit menjadi lebih banyak," papar Kevin, Rabu (23/8).


Menurut Kevin, emiten rumahsakitlah yang bisa mendulang rezeki dari kebijakan pemerintah ini. Bertambahnya peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bisa mendorong masyarakat untuk berobat ke rumahsakit sehingga bisa membantu emiten seperti PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dan PT Siloam Hospitals Tbk (SILO) meningkatkan kinerjanya tahun depan.

Namun, MIKA harus segera mengejar ketinggalannya untuk bisa merasakan buah manis dari kenaikan anggaran ini. Hal ini disebabkan oleh jumlah rumahsakit yang melayani pasien BPJS milik MIKA masih sedikit. Berbeda dengan SILO yang saat ini sudah memiliki 17 rumahsakit yang melayani pasien BPJS di seluruh Indonesia.

Adapun Kevin merekomendasikan buy untuk saham MIKA di level Rp 2.750 dan buy untuk SILO di level Rp 12.600.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati