Emiten Sektor Manufaktur Memacu Kinerja di Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten yang bergerak di sektor manufaktur terus memacu kinerja hingga akhir 2022. Hal ini seiring membaiknya prospek usaha.

Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) Henry Bun mengatakan, prospek bisnis MLIA membaik dengan semakin membaiknya perkembangan pandemi Covid-19. Hal ini membuat restoran, hotel, serta tempat hiburan sudah semakin ramai.

“Mulai semester kedua ini permintaan botol-botol produk MLIA semakin meningkat dan baik. Permintaan safety glass otomotif juga meningkat. Sedangkan permintaan kaca masih stabil,” tutur Henry kepada Kontan.co.id, Kamis (6/10).


Baca Juga: Resesi Ekonomi Global di Depan Mata, Sayonara Bonanza Harga Komoditas

Tingkat inflasi saat ini pun belum mengganggu bisnis MLIA. Di sisi lain, harga bahan baku impor saat ini sudah stabil dan tidak mengalami fluktuasi lagi

Tahun ini, MLIA meyakini dapat mencapai penjualan Rp 5 triliun dengan raihan laba bersih yang sebesar Rp 708 miliar. Dengan kondisi saat ini, Henry berharap angka yang ditargetkan MLIA dapat tercapai.

“Hal ini nanti dapat dilihat pada hasil kuartal ketiga yang akan dipublikasikan pada akhir Oktober ini,” kata Henry.

Baca Juga: Proyeksi IHSG Akhir Tahun dan Rekomendasi Saham Pilihan

Penjualan semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) juga mulai kokoh. Pada Agustus 2022, INTP melaporkan penjualan sekitar 1,6 juta ton semen. Angka ini kurang lebih 12% lebih besar dari pencapaian bulan sebelumnya.

Penyebab kenaikan volume penjualan semen yakni karena INTP merupakan pabrikan semen yang pertama kali menaikkan harga jual di periode Juli 2022. Di bulan Juli, pasar sempat merespon negatif atas kenaikan harga jual tersebut.

Baca Juga: Produsen Alat Kesehatan OneMed (OMED) Siap IPO, Incar Dana Rp 1,26 Triliun

Namun, pada Agustus 2022, pemain semen lain juga sudah mulai menaikkan harga jual. Hal ini membuat pasar kembali berangsur normal, sehingga volume penjualan semen INTP di Agustus 2022 kembali menjadi lebih baik dari Juli 2022.

“Jadi ini semata hanya masalah efek kenaikan harga yang berimbas di volume bulan Juli,” sambung Marcos.

Adapun INTP memperkirakan pertumbuhan penjualan sebesar 2%-4% hingga tutup tahun. Proyeksi ini lebih konservatif dari proyeksi awal. INTP sebelumnya memperkirakan pertumbuhan penjualan tahun ini di kisaran 4%-5%.

Baca Juga: Prospek Bisnis ke Depan Cerah, Saham Emiten EV Bergairah

PT OBM Drilchem Tbk (OBMD) juga memasang target optimistis tahun ini. Hingga akhir 2022, emiten produsen bahan aditif ini menargetkan pendapatan mencapai Rp 94 miliar, naik 40% dari pendapatan tahun lalu.

“Momentum ini sesuai dengan aktivitas pengeboran di tanah air, dimana pemerintah mencanangkan produksi 1 juta barel minyak per hari. Ini menjadi kesempatan meningkatkan penjualan di pasar lokal,” terang Wakil Presiden Direktur OBMD Ivan Alamsyah Siregar dalam paparan publik yang digelar Kamis (6/10).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati