Emiten Sektor Rokok Masih Mendapat Angin dari Harga Jual yang Naik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sektor rokok masih mencicipi keuntungan dari harga jual yang tinggi, meskipun volume penjualan berpotensi turun. Bahana Sekuritas mempertahankan rating netral untuk sektor rokok.

Analis Bahana Sekuritas Christine Natasya melihat, saat ini telah terjadi kenaikan harga eceran untuk hampir semua merek rokok. Kenaikan harga eceran bulan Juni 2023 terutama terjadi pada merek non-tier 1 yaitu Bentoel dan Wismilak.

Setelah beberapa bulan dormansi, harga eceran Dunhill Mild dan Dunhill Fine Cut Filter dari PT Bentoel International Investama Tbk (Bentoel) meningkat sekitar 0,1%-4,0% month on month (MoM). Sementara itu, Diplomat dan Diplomat Evo dari PT Wismilak Inti Makmur Tbk (Wismilak) mengalami kenaikan harga eceran sebesar 2.2%- 3.0% MoM.


Bentoel terakhir melakukan penyesuaian harga eceran pada bulan Februari 2023 dan Maret 2023. Sedangkan, Wismilak menyesuaikan kenaikan harga jual rata-rata alias Average Selling Price (ASP) ke mereknya dari Februari hingga April 2023.

Di sisi lain, penyesuaian harga eceran untuk beberapa merek tier-1 agak diredam pada bulan Juni 2023, setelah perubahan kebijakan inkremental secara beruntun. Produsen rokok golongan satu masih mencatatkan kenaikan harga walau dalam jumlah yang tidak besar.

Baca Juga: Penjualan HM Sampoerna (HMSP) Tertekan Tarif Cukai, Cermati Rekomendasi Sahamnya

PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menyesuaikan kenaikan harga eceran sekitar 0.2%-2.5% MoM, terutama untuk merek Surya. Kenaikan harga untuk Surya 16 sekitar 1,4% MoM, Surya PRO 2,4% MoM, dan Surya PRO Mild 2,5% MoM, yang sebagian besar berasal dari saluran general trade.

Sementara, bulan lalu kenaikan harga untuk merek yang sama kebanyakan terlihat di saluran modern trade.

PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) mencatatkan kenaikan harga 1%-1.4% MoM pada Juni 2023. Kenaikan harga dari merek Marlboro Ice Burst, A Mild Red, Marlboro Red, dan A Ultra Mild.

Christine mengungkapkan, tidak ada penyesuaian harga ex-factory yaitu harga pokok penjualan barang dari pabrik penjual oleh emiten rokok di bulan Juni 2023. Bulan lalu, HMSP terpantau masih menaikkan harga ex-factory khususnya untuk merek Marlboro sebesar 3% MoM, pada bulan lalu.

GGRM juga meningkatkan harga ex-factory untuk beberapa merek termasuk GG filter international 12s, GG Mild Shiver 12s, GG signature Mild 12s, dan Surya professional 16s yang naik masing-masing sebesar 1,1%, 2,4%, 2,4%, 2,9% secara bulanan pada Mei 2023.

Dari survei Bahana Sekuritas terkait kenaikan terbaru dalam harga ex-factory perusahaan, GGRM telah sepenuhnya melewati cukai 2023. Dengan demikian, GGRM diperkirakan bakal mempertahankan harga ex-factory untuk sementara waktu.

Sedangkan, HMSP membutuhkan tambahan kenaikan harga ex-factory setidaknya 0,7% lagi agar sepenuhnya melewati kenaikan tarif cukai 2023.

Seperti diketahui, pemerintah melalui kementerian keuangan (Kemenkeu) telah menaikkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) sekitar 10% pada tahun 2023 dan 2023. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi prevalensi merokok.

Penyesuaian harga jual produk yang tinggi secara agresif, memang sudah diterapkan perusahaan rokok sejak tahun lalu. Karena itu, ekspansi margin diyakini akan tetap utuh yang berarti pertumbuhan laba bersih bakal lebih baik pada tahun ini.

“Terlepas dari itu, kami mempertahankan pandangan netral terhadap sektor rokok, di belakang ekspektasi volume penjualan yang lebih rendah,” kata Christine dalam riset yang dibagikan, Rabu (21/6).

Christine menyarankan buy saham saham GGRM pada target harga sebesar Rp 33.000 per saham.

Sedangkan, saham HMSP lebih disarankan hold dengan target harga sebesar Rp 1.100 per saham. Tetap waspadai naik turunnya harga saham tersebut apabila volume penjualan tidak sesuai perkiraan dan adanya perubahan kebijakan terhadap industri rokok.

Baca Juga: Bentoel Internasional (RMBA) Fokus Ekspansi Kapasitas Produksi dan Ekspor Tahun Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat