Emiten semen bisa mengalap berkah dari pemangkasan suku bunga BI



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menahan tingkat suku bunga acuan BI - 7 days reverse repo rate (BI-7DRRR) di level 5% sejak Oktober 2019, Bank Indonesia akhirnya memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis points (bps) menjadi 4,75%.

Tidak hanya emiten properti, keputusan bank sentral untuk menurunkan suku bunga acuan juga menjadi berkah bagi emiten semen. Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, turunnya suku bunga dapat meningkatkan permintaan akan properti.

Lebih lanjut, permintaan properti akhirnya mendorong permintaan semen. Dus, hal ini dapat mengurangi masalah yang selama ini membayangi industri semen, yakni masalah kelebihan pasokan atau oversupply.


Baca Juga: Ini rencana emiten semen di tengah kondisi oversupply

“Sekarang tinggal bagaimana emiten semen bisa meningkatkan kinerja penjualan melalui kerja sama dengan pengembang-pengembang properti sehingga bisa meningkatkan penjualan,” terang Nafan kepada Kontan.co.id, Kamis (20/2). Selain itu, fokus pemerintah dalam menggenjot infrastruktur juga menjadi angin segar bagi emiten semen.

Tahun ini PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menargetkan penjualan tumbuh 3%-4% dari tahun lalu. Tahun lalu, konstituen Indeks Kompas100 ini berhasil menjual 18,1 juta ton.

Pun begitu dengan emiten semen pelat merah, PT Semen Baturaja Tbk (SMBR). Tahun ini, penjualan ditargetkan mencapai 2,6 juta ton semen. Target tersebut meningkat sekitar 22,8% dari target penjualan SMBR tahun 2019 sebanyak 2,1 juta ton.

Baca Juga: Perusahaan semen berharap moratorium izin pabrik baru dan pengetatan impor semen

Melansir RTI, pergerakan saham-saham emiten semen memang kurang oke. Saham PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) misalnya, secara year-to-date harga saham emiten BUMN ini turun 6,18%. Pun begitu dengan saham INTP yang secara ytd turun 9,07%.

Nafan mengatakan, secara teknikal saham-saham emiten semen khususnya INTP dan SMGR telah menunjukkan tanda-tanda konsolidasi dalam jangka pendek. Nafan pun merekomendasikan untuk trading buy saham SMGR dengan target harga Rp 12.400, Rp 13.125, dan Rp 13.850 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati