Emiten Semen Didukung Pembangunan IKN, Simak Rekomendasi Saham SMGR dan INTP



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan mengangkat performa emiten sektor semen. Margin juga diproyeksikan lebih baik seiring kenaikan harga jual rata-rata atawa average selling price (ASP) dan turunnya harga batubara.

Analis Ciptadana Sekuritas Muhammad Gibran mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia telah mengalokasikan Rp 392 triliun untuk belanja infrastruktur pada tahun 2023, menyiratkan pertumbuhan anggaran sebesar 7% dari tahun sebelumnya. Digenjotnya pembangunan infrastruktur akan mendukung permintaan semen, terutama segmen semen curah.

Ciptadana Sekuritas mencatat semen curah mengalami peningkatan kontribusi dari 23% pada tahun 2021 menjadi 27% pada tahun 2022 dalam total permintaan semen. Peningkatan tersebut didukung oleh kebangkitan pembangunan infrastruktur pasca pandemi.


Presiden Jokowi tetap berkomitmen pada pembangunan infrastruktur dan mengharapkan untuk mengalokasikan sebagian besar anggaran untuk menyelesaikan proyek yang sedang berlangsung. Selain itu, tender pembangunan IKN diperkirakan akan tetap lunak saat tahun pemilu 2024. 

Baca Juga: Didorong Dana APBN, Waskita Karya (WSKT) Optimistis Selesaikan Proyek IKN

Gibran mengatakan, proyek pemindahan Ibu kota negara bakal menelan biaya dalam jumlah besar. Peningkatan dari proyek ibu kota baru dipandang sebagai transformasi bagi infrastruktur Indonesia dalam jangka panjang dan akan membawa permintaan baru bagi industri semen.

Salah satu pemain besar di industri ini, PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) memperkirakan bahwa pembangunan Nusantara akan menciptakan potensi permintaan sebesar 21,5 juta ton semen selama 20 tahun ke depan.

Selain itu, Gibran melanjutkan, kenaikan harga jual rata-rata (ASP) semen bakal mendorong perusahaan mencetak margin yang lebih sehat. Hal ini dilengkapi dengan turunnya harga batubara sebagai bahan baku semen.

Lihat saja, SMGR dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) menaikkan ASP sebanyak tiga kali lipat di sepanjang tahun lalu. Hal ini menyebabkan kenaikan lebih dari 30% pada harga semen eceran.

Selanjutnya, harga jual semen SMGR dan INTP diperkirakan bakal naik sekitar 5% pada 2023 dan 2024. Meskipun ASP terus naik, tapi pangsa pasar diyakini tetap stabil.

Baca Juga: Sektor Properti Diperkirakan Tumbuh Tahun 2023, Pengembang Mulai Rilis Produk-produk

Pada Januari 2023, pangsa pasar INTP naik menjadi 28,8% dari 24,6% di Desember 2022. Sementara, pangsa pasar SMGR meningkat masing-masing menjadi 50,4% di Januari 2023 dari 46,5% di Desember 2022.

Dalam riset 21 Februari 2023, Gibran memaparkan bahwa harga patokan batubara Indonesia naik rata-rata 78% YoY menjadi US$ 281,48/ton pada tahun 2022. Sehingga, kondisi ini mempengaruhi biaya bahan bakar dan energi produsen semen, yang merupakan 35%-50% dari cost of good solds (COGS).

Penurunan harga batu bara diperkirakan akan memangkas biaya produksi untuk beberapa produsen semen di tahun 2023 dan 2024. Sebagian besar biaya bahan bakar dan energi berasal dari batu bara, dimana 70% adalah batu bara.

Analis pertambangan Ciptadana Sekuritas memproyeksikan rata-rata harga batubara turun menjadi US$ 220 per ton pada tahun 2023 dan US$ 160 per ton di 2024.  

"Penurunan harga batubara termal diperkirakan akan mereda kan biaya bahan bakar bagi produsen semen. Kami mengharapkan harga batubara yang lebih rendah di 2023 dan seterusnya," tulis Gibran dalam risetnya, (21/3).

Baca Juga: Proyek IKN Membawa Harapan Bagi Industri Semen

Gibran meningkatkan peringkat overweight dari netral untuk sektor semen. Sebab, permintaan semen bakal meningkat dan prospek pendapatan diyakini lebih baik. Ekspansi margin akan mendorong laba masing-masing sebesar 24%-39% bagi pertumbuhan SMGR dan INTP di tahun ini.  

Ciptadana Sekuritas merekomendasikan SMGR sebagai pilihan utama karena kekuatan harganya didukung oleh dominasi pasar dan pengurangan biaya dari turunnya harga batubara. SMGR direkomendasikan buy dengan target harga sebesar Rp 9.400 per saham.

Sementara INTP didukung inisiatif efisiensi oleh biaya berkelanjutan dan neraca yang kuat tercermin dari posisi kas bersihnya. Gibran menyarankan buy INTP dengan target harga di Rp 12.500 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati