KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Harum Energy Tbk (
HRUM) melancarkan sejumlah aksi melanjutkan strategi ekspansi di bisnis nikel. HRUM melakukan empat aksi korporasi yang diumumkan kepada publik pada akhir September dan awal bulan Oktober 2024.
Pertama, HRUM melakukan akuisisi terhadap perusahaan asal Singapura, Nickel International Capital Pte. Ltd. (NICAP). Direktur Utama Harum Energy, Ray A. Gunara mengungkapkan pada 26 September 2024 HRUM telah mengambil bagian atas 51% saham NICAP. Termasuk mengambil alih bagian terkait dari tagihan pemegang saham, dengan nilai transaksi keseluruhan sebesar US$ 42,06 juta.
Sebagai gambaran saja, jumlah tersebut setara dengan Rp 651,37 miliar jika dikonversi memakai kurs saat ini di Rp 15.490 per dolar Amerika Serikat. Adapun, NICAP merupakan pemegang 49% saham PT Position (POS), salah satu anak usaha HRUM dengan kepemilikan saham sebesar 50,8% sebelum transaksi. "Dengan diselesaikannya transaksi tersebut, kontribusi kinerja keuangan POS akan tetap dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan konsolidasian Perseroan selaku induk perusahaan," ungkap Ray dalam keterbukaan informasi, Senin (30/9).
Baca Juga: Buyback Saham, Harum Energy (HRUM) Siapkan Rp 1 Triliun, Cek Jadwalnya Kedua, penerbitan Surat Utang Wajib Konversi (SUWK), yang akan dikonversikan menjadi sejumlah saham baru dalam PT Harum Nickel Perkasa (HNP) dan PT Tanito Harum Nickel (THN). Keduanya merupakan anak perusahaan yang saat ini membawahi sebagian besar investasi dalam portofolio bisnis nikel HRUM. Portofolio bisnis nikel HRUM tersebut meliputi kepemilikan saham mayoritas dalam POS, PT Infei Metal Industry, PT Harum Nickel Industry (HNI), PT Westrong Metal Industry (WMI) dan PT Blue Sparking Energy. Selain itu, ada kepemilikan saham minoritas dalam PT Sunny Metal Industry. Sebagai upaya pengembangan portofolio tersebut, pada 5 April 2024 HRUM telah menandatangani nota kesepahaman (MoU)dengan Eternal Tsingshan Group Limited sebagai afiliasi dari pemegang SUWK. Tindak lanjut dari MoU tersebut, HRUM bersama Eternal Tsingshan Group melalui entitas-entitas yang tercakup dalam jaringan global sepakat untuk menjalin kerjasama strategis. Kemitraan itu meliputi konsolidasi, kepemilikan dan kepengurusan aset-aset dalam portofolio nikel HRUM. Di antaranya melalui pelaksanaan transaksi dengan mengkonversi SUWK menjadi sejumlah saham baru dalam HNP dan THN. "Kerjasama ini dilakukan untuk mencapai tujuan bersama dari para pihak yaitu mengembangkan usaha penambangan dan pengolahan nikel yang terintegrasi," ungkap Manajemen HRUM.
HNP, THN dan Pemegang SUWK telah menandatangani perjanjian pengambilan surat utang yang dapat dikonversi pada 26 September 2024. SUWK yang diterbitkan memberikan hak kepada para pemegang untuk mengkonversikannya menjadi sejumlah saham baru dalam HNP dan THN. Hal itu menyebabkan pemegang SUWK memiliki kepemilikan saham efektif sebesar 49% dalam portofolio nikel HRUM. Jumlah nilai nominal dari SUWK yang diterbitkan mencapai US$ 411,91 juta. Setelah pelaksanaan konversi SUWK, HRUM akan tetap menjadi pemegang saham mayoritas dalam portofolio nikelnya. Aksi korporasi HRUM berikutnya adalah dua transaksi afiliasi antar anak perusahaan. Transaksi pertama terjadi antara THN dan POS yang telah menandatangani perjanjian pinjaman pada 30 September 2024. THN memberikan fasilitas pinjaman kepada POS dengan jumlah hingga US$ 50 juta atau setara Rp 756,9 miliar. Dana tersebut bertujuan untuk pembiayaan belanja modal, modal kerja dan pembiayaan umum perusahaan serta untuk tujuan investasi POS. Transaksi afiliasi kedua terjadi antara HNI dan WMI. Dalam perjanjian yang juga diteken pada 30 September itu, HNI memberikan fasilitas pinjaman kepada WMI dengan jumlah sebanyak-banyaknya US$ 45 juta atau setara Rp 681,21 miliar. Tujuannya untuk pembiayaan modal kerja dan pembiayaan umum perusahaan, serta tujuan investasi WMI. Research Analyst Stocknow.id Emil Fajrizki melihat sederet aksi tersebut menunjukkan keserius HRUM dalam melanjutkan pengembangan portofolio di bisnis nikel. Dalam jangka panjang, nikel punya prospek menarik sebagai komoditas penting dalam transisi energi dan ekosistem baterai kendaraan listrik. Sedangkan dalam jangka pendek hingga menengah, prospek nikel terpoles oleh efek stimulus ekonomi di China. Secara bersamaan, bisnis batubara juga berpeluang mendongkrak performa HRUM di sisa tahun ini.
Baca Juga: Begini Rekomendasi Saham Harum Energy (HRUM) yang Dongkrak Kontribusi Nikel "Permintaan batubara yang cenderung naik menjelang akhir tahun bisa berkontribusi pada peningkatan pendapatan HRUM," kata Emil kepada Kontan.co.id, Jumat (4/10). Dus, Emil menilai saham HRUM bisa dipertimbangkan sebagai pilihan investasi jangka menengah hingga panjang. Sementara untuk jangka pendek, perlu lebih cermat melihat volatilitas harga komoditas di tengah ramainya sentimen ekonomi dan geo-politik global.
"Untuk investor yang lebih agresif, momentum ini bisa dijadikan peluang untuk mengambil posisi, terutama jika ada katalis positif dari sektor nikel dan batubara. Bagi investor yang lebih konservatif, disarankan untuk menunggu koreksi harga saham sebelum masuk," imbuh Emil. Emil menyematkan rekomendasi buy atau hold HRUM, dengan mencermati support di level Rp 1.370 untuk target harga di Rp 1.465. Secara teknikal, Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menyarankan
wait and see saham HRUM dengan memperhatikan support di Rp 1.370 dan resistance di Rp 1.440 per saham. Setelah menguat dalam tiga perdagangan beruntun, HRUM menutup pekan ini dengan pelemahan 1,75% ke level harga Rp 1.405 per saham pada Jumat (4/10). Secara year to date, HRUM mengakumulasi kenaikan 5,24%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari