Empat Bulan Berjalan, Eksportir Masih Parkir DHE di Tenor Jangka Pendek



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Operasi moneter berupa term deposit valas sebagai penempatan dana devisa hasil ekspor (DHE) sudah berlangsung sekitar empat bulan.

Namun, nampaknya eksportir masih enggan untuk memasukkan DHE ke tenor yang lebih panjang atau enam bulan.

Mengacu data Bank Indonesia (BI), total volume transaksi yang terhitung sejak 2 Maret 2023 hingga 20 Juli 2023, angkanya sudah mencapai US$ 1,23 miliar.


Jumlah tersebut terdiri dari transaksi dalam tenor satu bulan sebesar US$ 1,00 miliar dan tenor tiga bulan sebesar US$ 236 juta.

Ya, dalam empat bulan terakhir belum ada dana yang masuk ke tenor enam bulan. Plus, bila dilihat, jauh lebih banyak dana yang masuk ke tenor lebih pendek.

Baca Juga: DHE SDA Berpotensi Menambah Likuiditas Valas yang Masuk

Dengan nilai transaksi yang lebih banyak masuk ke tenor jangka pendek, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menduga, ini berkaitan dengan arus kas para pengusaha.

Selain itu, David melihat imbal hasil tenor jangka pendek lebih menarik daripada tenor jangka panjang.

Asal tahu saja, bila menilik imbal hasil transaksi term deposit valas DHE pada 20 Juli 2023, imbal hasil tenor 6 bulan bergerak di kisaran 5,53% hingga 5,63%.

Sedangkan imbal hasil tenor 1 bulan bergerak di kisaran 5,22% hingga 5,32% dan imbal hasil tenor 3 bulan di kisaran 5,38% hingga 5,48%.

"Sehingga, untuk menarik penempatan DHE lebih lama, maka perlu (peningkatan) imbal hasil," terang David kepada Kontan.co.id, Senin (24/7).

Sedangkan Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky menduga, para eksportir lebih memilih masuk ke tenor jangka lebih pendek karena masih dibayangi oleh ketidakpastian.

Ketidakpastian itu datang baik dari kondisi dalam negeri maupun luar negeri. Dari dalam negeri, ketidakpastian datang dari menuju tahun politik 2024. Memang sesuai pola musiman, biasanya pelaku usaha akan lebih ikat pinggang jelang Pemilu.

Sedangkan ketidakpastian dari sisi global masih terkait dengan perkembangan geopolitik dan dampak rambatannya.

Baca Juga: Manufaktur Tetap Wajib Simpan DHE di Dalam Negeri, Akan Diatur di Aturan Turunan

Sehingga, "eksportir akan memilih untuk menunda untuk menempatkan aset ke tenor yang jangka lebih panjang. Mereka lebih bertumpu pada penempatan tenor satu bulan dan tiga bulan," ujar Riefky.

Untuk mendorong eksportir masuk ke tenor lebih panjang, Riefky pun mendorong adanya insentif yang diberikan oleh otoritas. Contohnya, insentif perpajakan.

Berbeda dengan David, Riefky menilai imbal hasil yang ditawarkan oleh BI sudah menarik. Memang, yang menahan masuknya DHE adalah ketidakpastian yang membayangi.

Ke depan, saat kondisi sudah lebih stabil, Riefky yakin eksportir akan berbondong-bondong untuk menempatkan DHE ke tenor jangka lebih panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari