Empat emiten baru tercatat di bursa hari ini, simak prospeknya menurut analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Empat emiten baru resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Senin (6/12). Keempatnya adalah PT Wira Global Solusi Tbk (WGSH), PT Cimory Mountain Dairy Tbk (CMRY), PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP), dan PT Jaya Swarasa Agung Tbk (TAYS).

Pada hari perdagangan perdananya, harga WGSH tercatat naik 10% ke level Rp 154 per saham dan CMRY meningkat 10,71% menjadi Rp 3.410. Di sisi lain, WMPP terkoreksi 0,62% ke Rp 159 per saham dan TAYS merosot 6,67% menjadi Rp 336 per saham.

Analis FAC Sekuritas Indonesia Patrick Jorgi mengatakan, naik turunnya harga saham empat emiten tersebut di perdagangan hari perdana merupakan mekanisme pasar. 


"Untuk yang mendapat tekanan jual biasanya diakibatkan oleh ekspektasi yang tidak terpenuhi karea saat ini banyak spekulasi yang terjadi di tengah pelaku pasar," ucap Patrick saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (6/12).

Meskipun begitu, untuk jangka panjang, ia menilai empat emiten tersebut masih memiliki potensi pertumbuhan kinerja dan saham yang bagus. Ada beberapa faktor yang mendasarinya.

Baca Juga: Saham baru melonjak saat perdagangan perdana, investor perlu berhati-hati

Terkait WGSH, perusahaan ini punya potensi menarik seiring keberadaan UMKM yang berkontribusi cukup signifikan terhadap pertumbuhan Indonesia, yakni 61% pada tahun 2020, Terlebih lagi, saat ini 99,99% unit usaha di Indonesia berada pada sektor UMKM.

Di tengah kondisi tersebut, masih banyak UMKM yang mengalami kesulitan dalam mengadopsi teknologi ke dalam usahanya. Menurut Patrick, WGSH hadir sebagai vendor penyedia produk dan jasa serta sebagai pencipta perusahaan startup.

Untuk CMRY, perusahaan ini akan terdorong oleh meningkatnya konsumsi produk susu premium dan daging olahan. 

"Apalagi, CMRY memiliki pangsa pasar yang besar, yakni 71,9% pangsa pasar spoonable yogurt dan 50,3% kategori minuman yogurt," kata Patrick.

Untuk produsen makanan ringan TAYS akan terdorong mulai pulihnya daya beli masyarakat akibat penanganan Covid-19 yang baik dan tingginya tingkat vaksinasi. Tercatat consumer confidence Indonesia per Oktober 2021 sebesar 113,4 dari sebelumnya 95,5.

Sementara WMPP bakal terdorong meningkatnya permintaan produk daging sapi dan ayam seiring dengan pertumbuhan populasi penduduk, perkembangan kelas middle-income Indonesia, dan tren urbanisasi. 

Dari internalnya WMPP juga telah merancang fasilitas integrated farming yang bakal mendorong kapasitas produksi.

Menurut Patrick, meski perusahaan IPO memiliki potensi pertumbuhan, pelaku pasar harus tetap selektif dalam memilihnya. Pasalnya, untung atau tidaknya investasi akan tergantung kinerja dan prospek perusahaan, serta animo masyarakat dalam menyikapi perusahaan yang akan IPO tersebut.

Ada beberapa poin besar yang dapat diperhatikan dalam memilih perusahaan yang bakal IPO. Pertama, lini bisnisnya prospektif atau tidak. Kedua, laporan keuangannya sehat atau tidak.

Baca Juga: Melantai di bursa hari ini, simak profil Cisarua Montain Dairy (CMRY)

Ketiga, penggunaan dana hasil IPO bakal dimanfaatkan untuk hal yang efisien atau tidak. Keempat, emiten pernah ada masalah hukum atau tidak

Kelima, underwriter dari emiten IPO karena biasanya akan menambah kepercayaan pelaku pasar. Keenam, seberapa besar animo pelaku pasar supaya dapat mengetahui apakah responsnya antusias atau tidak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi