Empat investor mainan asal China yang bakal masuk ke Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Mainan Indonesia (AMI) menyebutkan ada empat produsen mainan asal luar negeri yang tertarik masuk ke Indonesia. Dua diantaranya tengah mencari lahan untuk membangun pabrik di dalam negeri.

Sutjiadi Lukas, Ketua AMI bilang bahwa Indonesia dipandang sebagai lokasi strategis investor mainan menanamkan investasinya disamping kesediaan lahan juga pangsa pasar mainannya yang besar. "Saat ini mereka (investor tersebut) tengah mencari mitra kerja lokal," sebutnya ditemui usai Konferensi Pers Pameran Mainan, Jumat (12/7).

Pertama ialah produsen wooden toys (mainan kayu) yang tengah mencari lokasi pabrik berdekatan dengan sumber bahan baku. Beberapa wilayah yang menjadi pilihan antara lain Jepara dan Kendal.


Baca Juga: Jakarta bakal jadi tuan rumah pameran mainan terbesar se-Asia Tenggara

Tanpa menyebutkan detil nama perusahaannya, kemungkinan produsen asal China tersebut bakal memulai pendirian pabriknya paling lambat tahun depan. "Mereka butuh kawasan yang besar karena varian produknya banyak, satu pabrik minimal butuh 1 hektar, sedangkan jumlah pabriknya bisa sampai 10 unit," ungkap Sutjiadi.

Ia memperkirakan nilai investasi produsen wooden toys tersebut di atas Rp 100 miliar. Lalu yang kedua datang dari produsen baby stroller yang tengah melihat beberapa lahan di kawasan industri berikat.

Kalau tak ada aral melintang, kata Sutjiadi, Desember tahun ini pendirian pabrik dapat berjalan. Nilai investasinya tidak terlalu besar, diperkirakan kisaran Rp 30 miliar hingga Rp 40 miliar.

Baca Juga: Pemerintah menunjuk Sucifindo sebagai LSPro SNI untuk produk audio visual dan luminer

Produsen baby stroller ini ditempat asalnya China, dapat mengekspor 70 kontainer ke Amerika Serikat (AS) per bulan, dengan nilai satu kontainer nya mencapai Rp 1 miliar. Belum lama ini, produsen tersebut mendapatkan order dari AS senilai Rp 124 miliar.

Kedua produsen tersebut ialah perusahaan manufaktur yang berorientasi ekspor. Sutjiadi optimis, dengan punya partner bisnis lokal, kedua perusahaan manufaktur tersebut dapat merangsang pertumbuhan ekspor Indonesia.

Sementara dua investasi lainnya datang dari produsen mainan playgrounds dan dot bayi. Keduanya masih mencari mitra bisnis, dan belum masuk dalam waktu dekat.

Khusus untuk mainan playgrounds, Sutjiadi bilang kemungkinan investasi yang dibangun di Indonesia dalam bentuk pabrik perakitan. Hal ini dipandang lebih positif lantaran AMI memandang masih banyak produsen mainan playgrounds lokal yang harus menyesuaikan diri agar masih tetap punya daya saing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi