JAKARTA. Empat investor besar Korea terpikat untuk menanamkan modal di sektor pariwisata Indonesia. Keempatnya adalah DW Development Co. Ltd, E&C, Lotte Group (Lotte World, Lotte Development), AJU Group, dan Teddy Bear Group. Hal itu ditegaskan saat One on One Meeting dengan Menteri Pariwisata Arief Yahya di Board Room Lantai 6 Conrad Hotel, Seoul, Korea Selatan, Kamis (2/6/2016). “Mereka serius, akan mengembangkan amenitas dan juga atraksi '
man made' di destinasi pariwisata kita,” ungkap Arief Yahya dalam siaran pers Biro Hukum dan Komunikasi Publik Kemenpar kepada
KompasTravel, Sabtu (4/6). Menpar didampingi oleh Dubes RI Korea, John A Prasetio, Wakil Dubes Cecep Heryawan, Kepala Indonesia Investment Promotion Center (IIPC) Seoul, Imam Soejoedi, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar I Gde Pitana, Asdep Pengembangan Pemasaran Asia Pasifik, Vincensius Jemadu dan Ketua Pokja 10 Top Destinasi Hiramsyah Sambudhy Thaib.
Menurut Arief Yahya, potensi investasi sektor pariwisata di Indonesia sangat seksi. “Justru karena performance kami masih 10,4 juta wisman. Di situlah peluang itu kelihatan nyata di depan mata. Opportunity-nya menjadi sangat besar,” sebut Arief Yahya. Dari sisi jumlah wisman, Indonesia jauh dibandingkan dengan Malaysia yang sudah 25 juta, Thailand 30 juta, dan Singapura 15 juta. Tetapi potensi alam dan budaya Indonesia justru sebaliknya, jauh lebih hebat dibandingkan dengan tiga negara tetangga tersebut. Mengapa performance tidak bagus? “Orang bisnis melihat proyeksi, melihat masa depan! Bukan hanya performance,” kata Arief. Ketua Pokja Percepatan 10 Bali Baru, Hiramsyah Sambudhy Thaib mempresentasikan ke-10 titik destinasi unggulan itu. Dari Danau Toba Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Borobudur Jawa Tengah, Bromo Tengger Semeru Jawa Timur, Mandalika Lombok NTB, Labuan Bajo-Komodo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Maltara. DW terpikat Tanjung Lesung Khusus DW Development Co Ltd, yang serius bakal bermitra membangun Tanjung Lesung, Banten, Hiramsyah menjelaskan potensi besar yang bakal booming 3-4 tahun ke depan. “Tanjung Lesung jaraknya hanya 180 kilometer dari Jakarta. Kini sedang proses pembangunan jalan tol dari Serang ke Panimbang, yang akan mempermudah dan mempercepat akses menuju Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata seluas 1.500 hektare itu. Dari Jakarta-Tanjung Lesung bisa ditempuh jalan darat hanya 2 jam saja,” jelas Hiram, yang pernah menjadi Ketua Asosiasi Kawasan Pariwisata Indonesia itu. DW Development sendiri dihadiri tim lengkap, Sang Young Lee, Chairman of DWD; Jasen Han, Presiden of DWD; Lee Sang Park, Executive Director DWD; Park Sang Jin, Chef de Projet Oran Algerie DWD; Sang Rok Lee, Construction Executive dan Executive Director DWD. “Kami sudah sering berkomunikasi via WA dengan Pak Setyono Djuandi Darmono-Jababeka. Kami siap untuk bermitra dengan Jababeka di bidang apa saja, dari soal infrastruktur, konstruksi, hotel dan resort, sampai pelabuhan dan bandara,” kata Sang Young Lee. Jumat (3/6/2016), Tedjo Budianto Liman, Presdir Jababeka menandatangani MoU dengan DW Development Co Ltd, E&C itu, di hadapan Menpar Arief Yahya. Budianto Liman menjelaskan bahwa KEK Tanjung Lesung sudah berdiri beberapa hotel, dari bintang 4-3 dan sedang dibangun padang golf yang baru beberapa holes yang jadi. Menpar Arief Yahya menjelaskan, saat ini jumlah ekspatriat Korea sudah terbesar di Indonesia, bahkan lebih banyak dari Jepang. Jumlahnya lebih dari 60.000 orang, yang bekerja di perusahaan-perusahaan Korea di Indonesia. Lokasinya, manufacturing Korea di bagian barat, dari Kawaraci sampai ke Serang, Provinsi Banten. Sedangkan Jepang berada di Cikarang, Bekasi, di bagian Timur. “Jadi kalau DW Development ini masuk ke Tanjung Lesung , wilayah Barat, itu sudah betul,” ungkap Menpar. AJU Corp ingin bangun fasilitas Perusahaan lain yang bertemu One on One adalah AJU Corporation, yang dihadiri oleh President Youn Byoung Eun, Chairman Kyu-Young Moon, dan CEO Yonnwhe Leo Moon. AJU adalah perusahaan yang juga bergerak di perhotelan, resort, konstruksi, engineering, financial services, real estate dan IT. Mereka sedang merencanakan pengembangan investasi di Indonesia, terutama amenitas hotel dan resort. “Saat ini, baru tiga greater yang berkembang di pariwisata, yakni great Bali 40 persen, great Jakarta 30 persen dan great Kepri (Batam dan Bintan) 20 persen. Dari tiga lokasi itu saja sudah 90 persen wisatawan masuk,” kata Arief Yahya. Tetapi, dengan 10 top destinasi itu, Arief Yahya menawarkan di semua lokasi yang ingin mereka kembangkan. Kemenpar menyiapkan semua data dan potensi daerah yang bisa dikembangkan. Semuanya masih sangat terbuka, dan semuanya akan berkembang, sejalan dengan keseriusan pemerintah dalam membangun akses di semua destinasi unggulan tersebut. Teddy Bear contek kesuksesan di Jeju Island Ada juga calon investor yang tertarik membangun atraksi man made, yakni Teddy Bear Group. Mereka berminat mengulang sukses dengan Teddy Bear Museum yang sudah eksis di Jeju Island. Mereka ingin membangun Theme Park, Museum, dan Exhibition Center.
“Kami tertarik untuk membangun Theme Park di sekitar Jakarta, Bandung, Makassar, Yogyakarta, Surabaya dan Bali. Di Jeju, setahun lebih dari 950 ribu pengunjung,” kata Richey Kim, CEO Teddy Bear Group. Teddy Bear Museum di Jeju dibuka sejak 24 April 2001. Isinya, segala sesuatu tentang Teddy Bears, seperti galeri, museum, gift shop, kafe dan bisa diisi dengan sejarah dan budaya lokal. “Di Indonesia juga bisa dikembangkan dengan cerita asli Indonesia, yang berbudaya Indonesia, tetapi menggunakan tokoh dan model Teddy Bear. Kami yakin ini akan menjadi atraksi yang menarik,” jelas Kim. (I Made Asdhiana) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia