Empat kontraktor swasta bidik kontrak baru Rp 21,7 triliun di 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Empat perusahaan konstruksi swasta yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan kontrak baru sebesar Rp 21,7 triliun untuk tahun 2018. Sebagai besar dari perusahaan tersebut masih optimistis bisnis konstruksi akan tetap tumbuh tahun ini.

Adapun total target keempat perusahaan konstruksi itu tumbuh 21,9% jika dibandingkan total target yang mereka pasang pada tahun lalu yaitu Rp 17,8 triliun.

Perusahaan yang paling optimistis bisa tumbuh lebih baik tahun ini adalah PT Acset Indonusa Tbk (ACST). Perusahaan yang dimiliki Astra Group ini memasang target kontrak baru sebesar Rp 10 triliun. Target ACST ini tumbuh 33,3% dibandingkan target tahun lalu sebesar Rp 7,5 triliun. 


Lalu, PT Totalindo Eka Persada Tbk (TOPS) memasang target Rp 4 triliun tahun ini. Target tersebut tumbuh 33,3% dari target perusahaan tahun 2017. PT Nusa Raya Cipta Tbk (NRCA) membidik kontrak baru Rp 3,7 triliun atau tumbuh 12,12% dari target tahun sebelumnya.

Sedangkan PT Total Bangun Persada Tbk memasang target sama dengan tahun lalu yaitu Rp 4 triliun. Hanya saja tahun 2017, emiten bersandi TOTL ini berhasil mengantongi kontrak baru baru Rp 4,13 triliun atau melebih target awal. Sehingga target tahun ini sebetulnya lebih rendah dari realisasi tahun lalu.

"Kami tetap akan mengembangkan keahlian kami dalam struktur dan pondasi, contohnya soil improvement dan pekerjaan dalam bidang reklamasi dan kelautan." ungkap Maria Cesilia Hapsari, Sekretaris Perusahaan PT Acset Indonusa Tbk pada Kontan.co.id.

NRCA juga akan menjadi kontraktor swasta yang juga ikut membidik proyek-proyek infrastruktur tahun ini. Anak usaha dari PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) tersebut akan mengincar kontrak high rise building dan infrastruktur yang memang potensial.

Adapun TOTL hanya akan fokus mengincar proyek gedung tahun ini seperti strategi perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya sesuai dengan keahliannya.

Target tidak berubah tahun depan karena perusahaan melihat pembangunan proyek-proyek gedung baru masih cenderung stagnan. "Tahun depan kami masih fokus di jasa konstruksi gedung. Dan proyek gedung kita lihat masih berat di 2018," kata Mahmilan Sugiyo, Sekretaris Perusahaan TOTL.

Sementara TOPS dalam mengembangkan bisnis konstruksinya masih akan tetap lebih fokus dalam mengincar proyek-proyek gedung vertikal. Di samping sebagai kontraktor, TOPS juga sudah mulai melebarkam sayap bisnisnya menjadi pengembang. Bersama PD Pembangunan Sarana Jaya untuk pembangunan satu tower rumah susun Down Payment (DP) Nol Rupiah di kawasan Pondok Kelapa Jakarta Timur dengan nilai kontrak sebesar Rp 600 miliar.

"Bentuk kerja sama ini adalah Kerja Sama Operasi (KSO), dimana Totalindo memberikan porsi penyertaan sebesar 25% dan sisanya 75% menjadi porsi PD Pembangunan Sarana Jaya," ujar Direktur Utama TOPS, Donald Sihombing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini