Empat penyakit akibat hewan piaraan



Jakarta. Memiliki hewan peliharaan memang memiliki keuntungan tersendiri.

Rufina Rini Kumala, dokter hewan yang praktik di Drh. Magda Rumawas & Associate menyebutkan bahwa kehadiran hewan peliharaan di rumah bisa memberikan efek bahagia, damai, dan tentram bagi pemelihara.

“Karena hewan peliharaan itu makluk yang tidak egois. Mereka sabar menghadapi kita dan bisa menjadi teman yang baik,” pungkasnya. Lebih lanjut, perasaan tersebut dapat menimbulkan manfaat lain, yaitu pelepas stres bagi pemilik.


Akan tetapi, Rini mengungkapkan fenomena lain dalam memelihara hewan.

Pasalnya, bila kita hanya memiliki binatang peliharaan tanpa tahu cara merawat dan menjaga kebersihannya, bisa-bisa kesehatan binatang peliharaan terabaikan dan mendatangkan masalah lain.

Pasalnya, 200 kasus zoonosis penyakit dari binatang yang ditemukan tak hanya berasal dari hewan liar, melainkan banyak juga yang didapat dari hewan peliharaan.

Hingga saat ini, zoonosis masih merupakan ancaman kesehatan masyarakat yang masih banyak diabaikan.

Dalam situs resminya, WHO menuturkan bahwa setiap penyakit atau infeksi yang secara alami ditularkan dari hewan vertebrata ke manusia, berarti tergolong dalam zoonosis.

Penularan tersebut bermula dari tersebarnya bakteri, parasit, jamur, dan virus yang menyerang hewan.

Apa saja penyakit yang bisa datang dari binatang peliharaan?

Rini menyebutkan empat penyakit yang banyak terjadi akibat penularan dari binatang peliharaan:

1. Rabies

Penyebab: Rabies ditularkan melalui gigitan. Hewan peliharaan Anda bisa terkena rabies apabila tergigit oleh hewan lain yang telah terkena virus ini.

Lebih lanjut, virus rabies pun bisa bertransmisi pada manusia jika tergigit hewan peliharaan yang memiliki virus rabies.

Hewan: Hewan yang berpotensi terkena rabies di antaranya anjing, kucing, musang, dan karnivor lainnya.

Gejala: Hewan peliharaan menjadi liar, tidak manja dan cenderung seperti gila.

Ia bisa terlihat aktif dan mengejar bayangan lalat, cenderung takut air, mudah merasa kaget, dan mengeluarkan banyak air liur.

Pencegahan: Hewan yang memiliki potensi rabies wajib diberi vaksin rabies.

2. Toxoplasma

Penyebab: Hewan bisa terkena penyakit ini jika makanan yang dikonsumsi terkontaminasi Ookista Toxoplasma yang banyak terdapat di tanah.

Sementara parasit ini dapat bertransmisi pada manusia saat sedang membersihkan tinja atau berinteraksi di area hewan yang terkena parasit.

Hewan: Kucing, anjing, hewan pemamahbiak.

Gejala: Tak ada gejala spesifik, namun kucing yang terkena cenderung kurus dan mengalami diare sementara anjing dan hewan pemamahbiak lainnya dapat menyebarkan penyakit ini meski tak terlihat sakit.

Pencegahan: Biasakan cuci tangan, terutama setelah berkebun, sebelum makan, dan setelah melakukan aktivitas yang kotor.

Usahakan konsumsi makanan yang matang, karena lalapan atau sayur mentah pun dapat terkontaminasi toksoplasma dari tanah atau pupuknya.

Ibu hamil memiliki risiko terkena, maka sebaiknya hindari juga membersihkan tinja hewan peliharaan atau beraktivitas di area tersebut.

3. Ringworm

Penyebab: Melalui spora atau jamur juga karena adanya sentuhan dengan hewan lain yang membawa spora ringworm.

Hewan: Anjing, kucing.

Gejala: Kulit kemerahan berbentuk lingkaran dan terasa gatal.

Pencegahan: Cuci tangan setelah berinteraksi dengan hewan yang berpotensi terkena ringworm, rajin menjemur alas tidur hewan peliharaan, mandikan pula hewan peliharaan dengan sampo khusus.

4. Scabies atau Kudis

Penyebab: Bersentuhan dengan hewan yang tertular.

Hewan: Anjing, kucing, kelinci, marmot.

Gejalanya: Kulit gatal dan berkerak.

Pencegahan: Hewan yang terkena scabies harus dipisahkan dengan manusia atau hewan lain untuk mencegah penyebaran.

Kemudian, obati scabies pada hewan yang sudah tertular. Jangan lupa pula untuk mencuci tangan setelah bersentuhan dengan hewan yang terkena scabies.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto