Empat Produsen Pasok Suralaya



JAKARTA. Empat produsen akan memasok batubara untuk PLTU Suralaya demi menjamin ketersediaan stok selama 31 hari. Ke empat perusahaan tersebut adalah PT Adaro Indonesia, PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PT BA), PT Kideco Jaya Agung serta PT Berau Coal.Tony Agus Mulyantono, Direktur PT Indonesia Power yang menjadi pengelola Suralaya merinci Berau akan memasok sebanyak 240.000 ton dengan harga Rp 950.000 per ton, Adaro akan memasok 220.000 ton dengan harga Rp 910.000 per ton, Kideco memasok 120.000 ton dengan harga Rp 903.000 per ton. "PT BA tidak masok tambahan tahun ini, tapi mulai tahun depan sebesar 1 juta ton dengan harga Rp 880.000 per ton," ujar Tony, Senin (24/11).Sebelumnya, Kepala Satuan Energi Primer PLN Nasri Sebayang bilang dengan masuknya pasokan ke Suralaya itu stok batubara yang dimiliki Suralaya sudah mencapai titik aman selama 31 hari. "Untuk pembangkit lain bisa diambil sewaktu-waktu, karena ketika kita meminta tambahan 2,4 juta ton itu untuk diambil sewaktu-waktu seandainya terjadi kekurangan," ujar Nasri.Sementara, General Manager PLTU Suralaya Bambang Susianto bilang untuk tahun depan pembangkitnya membutuhkan tambahan pasokan batubara yang sudah diiyakan oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Bambang bilang Berau akan menambah pasokan sebesar 3 juta ton dengan harga Rp 770.000 per ton belum termasuk asuransi. Sementara, Kideco akan menambah 1,5 juta ton serta Adaro akan menambah 500.000 ton."Kita butuh tambahan karena produksi listrik Suralaya akan meningkat dari 22 juta kwh menjadi 23 juta kwh," kata Bambang.Sayangnya, konfirmasi tidak bisa diperoleh dari satu pun produsen batubara yang disebut-sebut bersedia memasok ke PLTU Suralaya. "Saya masih rapat," bunyi pesan singkat yang dikirimkan Bob Kamandanu, Presiden Direktur Berau.Kisruh seretnya batubara PLN dimulai ketika PLN berkoar akan mengimpor batubara darfi Thailand, Cina, serta Australia karena perusahaan batubara dalam negeri enggan menjual dengan harga yang berlaku di pasar. Padahal ada tujuh pembangkit yang cadangan batubaranya tidak sampai 30 hari. Yaitu PLTU Suralaya yang hanya memiliki cadangan untuk 26 hari, PLTU Tanjung Jati B selama 25 hari, PLTU Cilacap selama 4 hari, PLTU Paiton unit 7 - 8 yang dioperasikan PT Paiton Energy Company serta unit 5 - 6 yang dioperasikan PT Pembangkit Jawa Bali rata-rata selama 12 hari.Sebelumnya, Direktorat Jenderal Mineral Batubara dan Panas Bumi (Minerbapabum) Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) berhasil memaksa 8 dari 56 perusahaan PKP2B untuk memasok tambahan stok PLN yang akan digunakan untuk 30 hari.Namun dari 2,4 juta ton batubara yang dibutuhkan PLN, 8 perusahaan itu hanya menyanggupi 2,09 juta ton saja. Mereka adalah Berau sebanyak 450.000 ton, Adaro 523.000 ton, PT BA 60.000 ton, Kideco 310.000 ton, Gunung Bayan 180.000 ton, Arutmin 340.000 ton, KPC 180.000 ton, serta Jorong Barutama 50.000 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: