KONTAN.CO.ID - JAKARTA. MSCI Inc. mengumumkan daftar terbaru saham-saham yang menjadi anggota MSCI Small Cap Indonesia Index. Selain memasukkan enam saham yang turun kelas dari MSCI Global Indonesia Index, perusahaan ini juga memasukkan empat saham yang benar-benar baru. Keempat saham tersebut adalah PT Astra Agro Lestari Tbk (
AALI), PT Bintang Oto Global Tbk (
BOGA), PT Nusantara Properti Indonesia Tbk (
NATO), dan PT Pacific Strategic Financial Tbk (
APIC). Berikut adalah gambaran kinerja bisnis dan kinerja saham keempat emiten tersebut: 1. PT Astra Agro Lestari Tbk (
AALI)
Pada tahun 2019, AALI membukukan penjualan Rp 17,45 triliun atau turun 8,5%
year on year (yoy). Pasalnya, penjualan produk
crude palm oil (CPO) dan turunannya pada 2019 lebih rendah 4,9% dibanding tahun sebelumnya. Terlebih lagi, penjualan produk inti sawit dan turunannya merosot 36,2% yoy dan penjualan lainnya berkurang 18,8% yoy. Dari segi
bottom line, laba bersih AALI bahkan anjlok 85,3% yoy, dari Rp 1,44 triliun menjadi Rp 211,12 miliar. Meskipun begitu, pada triwulan pertama 2020, penjualan AALI kembali membaik dengan mencatatkan pertumbuhan 13,3% yoy menjadi Rp 4,8 triliun. Terjadi kenaikan penjualan pada CPO dan turunannya sebesar 16,4%, sedangkan penjualan produk lainnya masih menunjukkan kinerja negatif. Laba bersih AALI pada kuartal I-2020 juga melesat 891,8% yoy, dari Rp 37,41 miliar menjadi Rp 371,06 miliar. Meski begitu, sepanjang 2020 hingga Jumat (15/5), harga saham AALI sudah anjlok 57%, dari Rp 14.575 per saham menjadi Rp 6.200 per saham.
2. PT Bintang Oto Global Tbk (
BOGA) Emiten yang bergerak dalam bisnis diler kendaraan bermotor ini membukukan penjualan Rp 790,81 miliar pada 2019. Jumlah ini naik 14,2% dibandingkan realisasi penjualan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 692,19 miliar. Semua segmen bisnis BOGA memperlihatkan pertumbuhan. Secara rinci, penjualan kendaraan bermotor meningkat 10,5% yoy menjadi Rp 676,28 miliar, insentif naik 5,3% yoy ke Rp 42,03 miliar, jasa pemeliharaan dan suku cadang melesat 109% yoy ke Rp 51,33 miliar, dan sewa operasi meningkat 35,2% yoy menjadi Rp 21,17 miliar. Sayangnya, laba bersih BOGA turun 15,8%, dari Rp 11,66 miliar pada 2018 menjadi Rp 9,81 miliar pada 2019. Beberapa penyebabnya adalah beban umum dan administrasi yang naik 23,7% yoy dan beban keuangan yang meningkat 37,5% yoy. Sepanjang 2020 hingga Jumat (15/5), harga saham BOGA tumbuh 8%, dari Rp 1.330 per saham menjadi Rp 1.435 per saham.
Editor: Wahyu T.Rahmawati