Empat seri SUN patut diburu



JAKARTA. Memasuki tahun baru di 2012, saatnya bagi investor mencari instrumen baru. Surat Utang Negara (SUN) termasuk dalam daftar instrumen investasi yang minim risiko, sekaligus menawarkan imbal hasil menggoda di tahun ini.

SUN seri benchmark yang telah ditetapkan oleh pemerintah tahun ini bisa menjadi buruan investor. Mereka adalah FR0060, FR0061, FR0059, dan FR0058. Keempat seri itu menawarkan bunga antara 6,25%-8,25% per tahun.

Analis NC Securities I Made Adi Saputra mengatakan, seri benchmark akan sangat likuid di pasar sekunder. "Seri ini akan menjadi paling sering ditransaksikan atau likuid. Bagi investor faktor likuiditas sangat penting agar lebih mudah melakukan trading," ujarnya, Kamis (5/1).


Meski masih menarik, namun Made memprediksi, kenaikan harga seri benchmark di pasar sekunder, tahun ini, akan lebih terbatas dibandingkan tahun 2011. Penyebabnya, kupon lebih rendah dibandingkan seri benchmark tahun lalu yang berkisar 7,37%-9,5%.

"Semakin merosotnya kupon tersebut dipengaruhi oleh kenaikan peringkat utang Indonesia menjadi investment grade di akhir 2011 lalu," ujar dia. Kenaikan peringkat utang dari BB+ menjadi BBB- menjadi alasan investor menilai risiko berinvestasi di Indonesia semakin turun. Dengan begitu, ini akan memangkas premi risiko antara lain dalam bentuk kupon obligasi.

Harga naik terbatas

Selain itu, kenaikan harga tahun ini juga terbatas lantaran tahun lalu harga SUN sudah naik cukup tinggi. Harga SUN di 2011 terdongkrak ekspektasi investment grade yang mendorong investor asing aktif di pasar SUN. "Sedangkan di 2012 ini, kita sudah mendapatkan peringkat investasi dan harga obligasi sudah menyesuaikan sehingga nanti di 2012 pergerakannya tidak akan terlalu banyak," ujar dia.

Made memprediksi hingga pertengahan tahun SUN acuan akan bergerak pada rentang harga 103,5 hingga 105 untuk tenor lima tahun. Untuk tenor 10 tahun, kisarannya antara 105,5-107,5. Lalu, SUN bertenor 15 tahun 104,8-106,8 dan untuk tenor 20 tahun akan berkisar 111-113,5.

Ada satu faktor lagi yang mempengaruhi harga SUN yaitu penurunan bunga acuan alias BI rate. Analis obligasi CIMB Principal Asset Management Syuhada Arief memperkirakan imbal hasil alias yield SUN akan turun seiring dengan BI rate yang diperkirakan luruh tahun ini dengan inflasi yang terkendali.

"Namun penurunan yield tahun ini tidak akan banyak karena yield SUN menjelang akhir tahun 2011 ini sudah terlalu kecil," ujar dia. Karena yield berbanding terbalik dengan harga, ini berarti harga SUN juga tidak akan terlalu melejit lagi.

Kendati demikian, harga SUN masih mungkin terangkat apabila dana asing yang masuk ke Indonesia semakin deras. Apalagi jika ada tanda-tanda bahwa dua lembaga pemeringkat lainnya yaitu Moody's dan Standard & Poor juga akan menaikkan peringkat utang Indonesia.

"Dengan demikian investor tidak hanya mengandalkan kupon untuk keuntungan berinvestasi di SUN, tetapi juga capital gain dari kenaikan harga," tutur dia. Tapi, seandainya itu tidak terjadi dan kenaikan harga tetap terbatas, maka ada satu cara agar investor tetap bisa meraup profit. "Investor masih bisa mendapatkan keuntungan dari aktivitas trading di surat utang negara," ujar dia.

Syuhada Arief sepakat bahwa SUN seri benchmark tersebut akan mudah diperjualbelikan karena memiliki likuiditas yang tinggi. Oleh sebab itu, investor yang terbiasa trading obligasi, bisa mengoleksinya di tahun ini. n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: