JAKARTA. Dari tahun ke tahun, produksi minyak Indonesia diprediksi menurun. Kondisi ini diperparah dengan minimnya investasi di lapangan migas yang berproduksi. Pemicunya, harga minyak masih rendah dan banyak perusahaan migas asing hengkang. Dalam paparan rapat dengar pendapat dengan Komisi VII di DPR, Senin (19/9), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaksir, produksi minyak pada tahun 2017 sampai 2020 akan terus menurun drastis. Tahun ini diramalkan bisa mencapai 820.000 barel per hari. Nah, yang gawat adalah produksi minyak nasional pada tahun 2020, hanya tinggal 480.000-550.000 barel per hari (bph). Melihat hal itu, ada beberapa langkah yang siap dilakukan. Salah satunya adalah menahan laju penurunan produksi setiap lapangan migas. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengatakan, setiap lapangan migas memiliki laju penurunan produksi yang berbeda-beda.
Empat tahun ke depan, produksi minyak memble
JAKARTA. Dari tahun ke tahun, produksi minyak Indonesia diprediksi menurun. Kondisi ini diperparah dengan minimnya investasi di lapangan migas yang berproduksi. Pemicunya, harga minyak masih rendah dan banyak perusahaan migas asing hengkang. Dalam paparan rapat dengar pendapat dengan Komisi VII di DPR, Senin (19/9), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaksir, produksi minyak pada tahun 2017 sampai 2020 akan terus menurun drastis. Tahun ini diramalkan bisa mencapai 820.000 barel per hari. Nah, yang gawat adalah produksi minyak nasional pada tahun 2020, hanya tinggal 480.000-550.000 barel per hari (bph). Melihat hal itu, ada beberapa langkah yang siap dilakukan. Salah satunya adalah menahan laju penurunan produksi setiap lapangan migas. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengatakan, setiap lapangan migas memiliki laju penurunan produksi yang berbeda-beda.