TAK SEDIKIT orang yang memanfaatkan kedai kopi untuk kongko atau melakukan kegiatan bisnis. Kini, Anda punya kesempatan untuk menjadi si smpunya kedai kopi dengan mengusung waralaba kedai kopi PT Coffee Toffee Indonesia, pemilik merek Coffee Toffee. Menurut Odi Anindito, pemilik Coffee Toffee, ia mendapat ide membuka kedai kopi tersebut ketika kuliah di Melbourne, Australia. "Ide awalnya adalah membuat kedai kopi yang terjangkau dengan menggunakan biji kopi dari Indonesia," ujar Odi. Masuknya sejumlah waralaba kedai kopi asing di Indonesia memperkuat tekad Odi untuk mewujudkan Coffee Toffee. Tahun 2005 ia mendirikan Coffee Toffee. Tak lama kemudian, ia memutuskan mewaralabakan Coffee Toffee. Odi bilang, ada 4 tipe investasi yang ia tawarkan: coffee kiosk dengan biaya investasi Rp 85 juta, custom kiosk dengan investasi Rp 100 juta - Rp 120 juta, coffee mobile dengan investasi Rp 120 juta, dan coffee shop dengan investasi Rp 275 juta. Jika Anda menjadi terwaralaba Coffee Toffee, Anda akan mendapatkan satu unit konter, persediaan untuk 100 cup, peralatan dan perlengkapan untuk meracik kopi, mesin Espresso, dan sejumlah perlengkapan lainnya. Biaya lisensi juga sudah termasuk di dalam paket investasi. Berbeda dengan konsep waralaba pada umumnya, Coffee Toffee tidak menarik biaya royalti. Tetapi, di luar biaya investasi masih ada biaya renovasi gerai senilai Rp 2 juta per m2 dan biaya sewa tempat yang besarnya Rp 3 juta - Rp 5 juta sebulan untuk tipe kios dan Rp 17 juta hingga Rp 20 juta untuk tipe coffee shop. Khusus paket investasi coffee shop, terwaralaba akan mendapatkan wireless fidelity (WiFi) untuk akses internet pengunjung kafe. Odi menghitung, investor bisa balik modal dalam waktu kurang lebih 2 tahun. Sampai saat ini, sudah ada sekitar 40 terwaralaba Coffee Toffee yang tersebar di seluruh Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Empat Tawaran Kedai Kopi Coffee Toffee
TAK SEDIKIT orang yang memanfaatkan kedai kopi untuk kongko atau melakukan kegiatan bisnis. Kini, Anda punya kesempatan untuk menjadi si smpunya kedai kopi dengan mengusung waralaba kedai kopi PT Coffee Toffee Indonesia, pemilik merek Coffee Toffee. Menurut Odi Anindito, pemilik Coffee Toffee, ia mendapat ide membuka kedai kopi tersebut ketika kuliah di Melbourne, Australia. "Ide awalnya adalah membuat kedai kopi yang terjangkau dengan menggunakan biji kopi dari Indonesia," ujar Odi. Masuknya sejumlah waralaba kedai kopi asing di Indonesia memperkuat tekad Odi untuk mewujudkan Coffee Toffee. Tahun 2005 ia mendirikan Coffee Toffee. Tak lama kemudian, ia memutuskan mewaralabakan Coffee Toffee. Odi bilang, ada 4 tipe investasi yang ia tawarkan: coffee kiosk dengan biaya investasi Rp 85 juta, custom kiosk dengan investasi Rp 100 juta - Rp 120 juta, coffee mobile dengan investasi Rp 120 juta, dan coffee shop dengan investasi Rp 275 juta. Jika Anda menjadi terwaralaba Coffee Toffee, Anda akan mendapatkan satu unit konter, persediaan untuk 100 cup, peralatan dan perlengkapan untuk meracik kopi, mesin Espresso, dan sejumlah perlengkapan lainnya. Biaya lisensi juga sudah termasuk di dalam paket investasi. Berbeda dengan konsep waralaba pada umumnya, Coffee Toffee tidak menarik biaya royalti. Tetapi, di luar biaya investasi masih ada biaya renovasi gerai senilai Rp 2 juta per m2 dan biaya sewa tempat yang besarnya Rp 3 juta - Rp 5 juta sebulan untuk tipe kios dan Rp 17 juta hingga Rp 20 juta untuk tipe coffee shop. Khusus paket investasi coffee shop, terwaralaba akan mendapatkan wireless fidelity (WiFi) untuk akses internet pengunjung kafe. Odi menghitung, investor bisa balik modal dalam waktu kurang lebih 2 tahun. Sampai saat ini, sudah ada sekitar 40 terwaralaba Coffee Toffee yang tersebar di seluruh Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News