JAKARTA. Penawaran saham perdana PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) ternoda oleh ulah segerombolan wartawan. Wartawan yang mengatasnamakan Asosiasi Wartawan Pasar Modal ini meminta jatah 1.500 lot saham perdana KRAS tanpa menempuh prosedur yang berlaku di pasar modal.Ulah para wartawan ini sudah sampai ke telinga Dewan Pers. Anggota Dewan Pers Wina Armada mengaku sudah menerima laporan informal pada Selasa (16/11) lalu. Dia mengungkapkan, ada empat wartawan media besar yang terlibat dalam pelanggaran kode etik jurnalistik berat ini. "Mereka mengatasnamakan diri untuk 30 orang wartawan," kata Wina, Kamis (18/11).Bukan hanya itu, Wina juga mengungkapkan, para wartawan tersebut juga meminta uang sebesar Rp 400 juta kepada salah satu perusahaan penjamin emisi KRAS. Uang tersebut sebagai imbalan agar tidak ada pemberitaan miring seputar initial public offering (IPO) KRAS.Dewan Pers masih merahasiakan identitas wartawan yang terlibat dalam kasus ini. Selain itu, Dewan Pers juga menyimpan nama pelapor kasus ini untuk menjaga keamanannya. Saat ini, Dewan Pers sedang menanti laporan formal dari pihak pelapor.Rencananya, Dewan Pers akan mengklarifikasi pengaduan tersebut. Mereka akan memanggil pemimpin redaksi atau penanggung jawab redaksi dari media yang bersangkutan. "Bila terbukti, kami minta ada sanksi tegas berupa pemecatan," tegasnya.Sumber KONTAN di salah satu perusahaan penjamin emisi saham perdana KRAS mengaku pernah menerima telepon dari seorang yang mengaku wartawan. Menurut sumber itu, si penelepon mengaku mewakili teman-teman jurnalis untuk meminta jatah saham perdana produsen baja nasional itu. "Dia mengaku tidak minta banyak," ujar sumber tersebut.Masalahnya, sumber itu mengatakan, permintaan tersebut dilakukan saat masa pemesanan saham perdana KRAS berakhir. Ketika itu, permintaan dilakukan pada 26 Oktober lalu. Sementara masa pemesanan tutup pada 22 Oktober.Penawaran saham perdana KRAS memang memicu polemik. Sebagian kalangan menuding harga saham perdana sebesar Rp 850 per saham tersebut terlalu murah. Namun, pemerintah, Krakatau Steel dan perusahaan penjamin emisi menilai harga tersebut sudah sesuai dengan valuasi. Hingga pukul 10.24 WIB, harga saham KRAS sudah berada di level Rp 1.280 per saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Empat wartawan media besar minta jatah saham IPO Krakatau Steel
JAKARTA. Penawaran saham perdana PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) ternoda oleh ulah segerombolan wartawan. Wartawan yang mengatasnamakan Asosiasi Wartawan Pasar Modal ini meminta jatah 1.500 lot saham perdana KRAS tanpa menempuh prosedur yang berlaku di pasar modal.Ulah para wartawan ini sudah sampai ke telinga Dewan Pers. Anggota Dewan Pers Wina Armada mengaku sudah menerima laporan informal pada Selasa (16/11) lalu. Dia mengungkapkan, ada empat wartawan media besar yang terlibat dalam pelanggaran kode etik jurnalistik berat ini. "Mereka mengatasnamakan diri untuk 30 orang wartawan," kata Wina, Kamis (18/11).Bukan hanya itu, Wina juga mengungkapkan, para wartawan tersebut juga meminta uang sebesar Rp 400 juta kepada salah satu perusahaan penjamin emisi KRAS. Uang tersebut sebagai imbalan agar tidak ada pemberitaan miring seputar initial public offering (IPO) KRAS.Dewan Pers masih merahasiakan identitas wartawan yang terlibat dalam kasus ini. Selain itu, Dewan Pers juga menyimpan nama pelapor kasus ini untuk menjaga keamanannya. Saat ini, Dewan Pers sedang menanti laporan formal dari pihak pelapor.Rencananya, Dewan Pers akan mengklarifikasi pengaduan tersebut. Mereka akan memanggil pemimpin redaksi atau penanggung jawab redaksi dari media yang bersangkutan. "Bila terbukti, kami minta ada sanksi tegas berupa pemecatan," tegasnya.Sumber KONTAN di salah satu perusahaan penjamin emisi saham perdana KRAS mengaku pernah menerima telepon dari seorang yang mengaku wartawan. Menurut sumber itu, si penelepon mengaku mewakili teman-teman jurnalis untuk meminta jatah saham perdana produsen baja nasional itu. "Dia mengaku tidak minta banyak," ujar sumber tersebut.Masalahnya, sumber itu mengatakan, permintaan tersebut dilakukan saat masa pemesanan saham perdana KRAS berakhir. Ketika itu, permintaan dilakukan pada 26 Oktober lalu. Sementara masa pemesanan tutup pada 22 Oktober.Penawaran saham perdana KRAS memang memicu polemik. Sebagian kalangan menuding harga saham perdana sebesar Rp 850 per saham tersebut terlalu murah. Namun, pemerintah, Krakatau Steel dan perusahaan penjamin emisi menilai harga tersebut sudah sesuai dengan valuasi. Hingga pukul 10.24 WIB, harga saham KRAS sudah berada di level Rp 1.280 per saham.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News