Empuk dan Manis Laba Bisnis Martabak



h090527_15_martabak_cutoutJAKARTA. Martabak manis bisa menjadi bisnis dengan laba yang tebal dan manis. Soal ini, tanya saja pada Abri Mada. Dengan bisnis membuat martabak manis sarang semut, Abri sukses meraup laba manis laksana gula-gula. Martabak sarang semut racikan Abri memang berbeda dari martabak manis biasa. Lelaki kelahiran Surabaya ini berhasil menciptakan resep martabak sarang semut setelah melakukan riset dan pengembangan selama tiga tahun sejak 2006. Keunikan resep Abri adalah proses pembuatannya yang mudah dan cepat alias instan. rahasianya terletak pada tepung Premix racikannya. "Proses pembuatannya mudah. Kita tinggal mencampur  Premix dengan air sudah menjadi adonan martabak siap masak," ujar Abri, dengan nada berpromosi. Abri mengklaim tepung Premix ciptaanya bebas ragi dan fermentasi, sehingga adonan martabak bisa tahan lama dua hari bila disimpan dalam lemari es. Selain itu, imbuh Abri, Premix juga menghasilkan martabak yang tetap empuk di lidah selama tiga hari. Abri menyebut martabak  kreasinya itu dengan nama martabak sarang semut. "Disebut martabak sarang Semut karena ukurannya mini dan permukaannya berpori-pori seperti sarang semut," ujarnya. Martabak sarang semut buatannya ternyata laku keras. Saat ini, booth atau gerobak yang menjajakan martabak sarang semut milik Abri bisa  menghasilkan omzet sekitar  Rp 600.000 per hari atau Rp 18 juta per bulan. Modal cuma Rp 15 juta Karena pasar menyambut martabak ciptaannya itu, sejak maret 2009 lalu Abri mulai  menawarkan kemitraan. Baru tiga bulan ditawarkan, Abri   sudah berhasil menggaet 50 mitra yang gerainya tersebar di Jakarta, Bandung, Yogjakarta, Surabaya, Solo, Makassar, dan Bengkulu. Abri mensyaratkan calon mitra menyediakan modal awal Rp 15 juta. Dengan membayar modal awal itu, mitra akan memperoleh sebuah booth lengkap dengan peralatan, seperti kompor, loyang kuningan, dll. Oh ya, Abri sengaja memilih loyang kuningan karena hasilnya jauh beda dengan loyang baja yang biasa digunakan pembuat martabak lain. Abri menganjurkan mitra merekrut dua pekerja untuk setiap booth. Abri akan melatih pegawai tersebut selama dua hari. Abri membebaskan mitra memilih lokasi usahanya karena dia yakin martabak diterima seluruh lapisan masyarakat. "Yang penting letaknya strategis dan ramai," ujar Abri. Dengan alasan menjaga standardisasi rasa, Abri mengharuskan mitra membeli tepung Premix dan mentega  darinya. Harga tepung Premix saat ini Rp 20.000 per kilogram (kg). Adapun harga mentega Rp 60.000 per kg. Si mitra akan memasarkan dua jenis martabak sarang semut,yakni martabak manis dan martabak brownis dengan 30 varian rasa. Harganya sekitar Rp 3.500 sampai Rp 10.000 per buah. Abri memperkirakan si mitra bisa balik modal dalam 5 bulan. Syaratnya, si mitra mitra bisa menjual 50 loyang martabak setiap hari dan membukukan pendapatan kotor Rp 300.000 per hari. Target penjualan sebesar itu tidaklah sulit dicapai. Abri sudah membuktikannya. Salah satunya lewat booth Martabak Sarang Semut di Jatibening, Jakarta yang dia kelola langsung sejak dua bulan lalu. Dalam sebulan, di booth  tersebut Abri bisa menjual 100 loyang martabak setiap harinya. Pendapatannya rata-rata Rp 600.000 per hari atau sekitar Rp 18 juta perbulan. "Laba bersih sekitar 40%. Itu sudah dikurangi sebesar 30% untuk belanja bahan baku ditambah biaya gaji untuk dua pegawai," ungkap Abri.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: