Depot pengisian air isi ulang yang menjamur, terutama di kota-kota besar, membawa berkah tersendiri bagi bisnis pembuatan tisu pembersih bagian mulut galon dan sekitarnya. Tengok saja, angka penjualan sejumlah pelaku usaha yang terjun ke usaha ini naik sekitar 30% dari tahun ke tahun. Murdiyanto, pemilik PT Pure Water Care di kawasan Klender, Jakarta Timur, misalnya. "Bisnis tisu saya rata-rata tumbuh 20%-40% tiap tahun," ungkapnya. Setiap bulan, rata-rata Murdiyanto bisa menjual 500.000 pieces tisu galon. Pelanggannya tidak hanya datang dari kota Jakarta dan sekitarnya saja, tetapi juga dari Pulau Sumatra, Kalimantan, hingga Sulawesi. Saat ini, Pure Water Care menyediakan dua jenis tisu galon. Yakni, tisu galon non-emboss yang kemasannya tidak dibubuhi merek dan tisu galon emboss yang kemasannya dilengkapi nama depot pengisian air isi ulang.Murdiyanto menjual tisu galon emboss dengan harga Rp 95 per pieces. Tapi, ia mensyaratkan minimal pesanan 30.000 buah. Adapun tisu galon non-emboss ia banderol dengan harga Rp 62 per pieces, dengan minimal order 15.000 pieces.Menurut Murdiyanto, karena harga tisu non-emboss lebih murah, jenis ini yang paling banyak dipesan. "Porsinya bisa sampai 80% dari total penjualan," kata dia. Sementara itu, pemesan tisu emboss harus membayar lebih mahal. Mereka juga harus membayar biaya tambahan pembuatan plat untuk membuat cetakan plastik.Jika membeli merek atau logo yang menggunakan dua warna, pemesan harus mengeluarkan biaya tambahan sebesar Rp 1,5 juta. Jika memakai tiga kelir, biaya tambahannya sekitar Rp 500.000. Nah, "Karena mahal, biasanya, pemesan tisu jenis ini adalah perusahaan air minum dalam kemasan," ujar Murdiyanto.Saat ini, baru satu perusahaan air minum dalam kemasan asal Aceh yang menjadi pelanggan Murdiyanto.Dengan penjualan rata-rata 500.000 pieces tisu galon per bulan dan harga Rp 62 per buah, omzet yang diraup Murdiyanto bisa mencapai Rp 31 juta. Murdiyanto mengungkapkan, kadang-kadang, dalam sebulan ia mampu menjual hingga lima juta pieces tisu galon. "Itu hanya terjadi pada saat-saat tertentu saja," imbuhnya.Namun, Muhammad Yusuf, pemilik CV Zamzam di Balikpapan, Kalimantan Timur mengungkapkan, bisnis tisu galon yang cukup mengkilap ini hanya bisa dinikmati oleh para pemain yang berada di wilayah Jawa saja.Pasalnya, sebagian besar bahan baku utama pembuatan tisu galon, seperti kertas, alkohol, plastik untuk kemasan, dan tinta untuk cetakan, banyak didatangkan dari daerah Jawa. "Kalau mau menjadi produsen tisu, bahan bakunya 100% dari Jawa. Kalau produksi di luar Jawa menjadi tidak ekonomis dan untungnya sangat tipis," kata Yusuf.Karena itu, ia lebih memilih menjadi agen penjual tisu galon khusus di wilayah Kalimantan Timur. Maklum, dengan menjadi agen penjual saja, Yusuf bisa mendapatkan untung lumayan. Dia dapat mengantongi margin bersih sekitar Rp 10 untuk setiap pieces tisu galon.Dalam satu bulan, Yusuf bisa menjual sekitar 300.000 tisu galon. Ia mengambil produk tersebut dari dua produsen yang bermarkas di kota Jakarta dan Surabaya.Dari kedua pabrik itu, Yusuf membeli tisu galon dengan harga Rp 55 per pieces. Kemudian, ia menjual lagi seharga Rp 70 per pieces.Jika dihitung, dalam sebulan, Yusuf mampu meraup omzet Rp 21 juta. Sekarang, ia memiliki pelanggan tetap sekitar 500 depot pengisian air isi ulang di Balikpapan dan kota-kota lainnya yang ada di Provinsi Kalimantan Timur.Hanya, Yusuf mengatakan, penjualannya tahun ini justru turun dibandingkan dengan tahun lalu. Soalnya, pesaingnya makin banyak. Di Kalimantan Timur, makin banyak agen baru penjualan tisu galon yang bermunculan. "Kalau produsen memang mengalami peningkatan permintaan karena jumlah agen penjual tisu galon bertambah, tapi bagi agen yang sudah eksis duluan tentu ini justru akan mengurangi penjualan," ungkap dia.Yusuf pun hanya bisa berharap, jumlah agen penjual tisu galon yang terus bertambah ini juga diiringi dengan pertambahan depot pengisian air ulang dan konsumen air pegunungan itu. Dus, penjualan tisu galon Zamzam dan agen-agen lainnya, terutama di wilayah Kalimantan Timur akan kembali naik. Jika ini terjadi, produsen dan agen akan sama-sama senang. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Enaknya, mengemas untung dari tisu galon
Depot pengisian air isi ulang yang menjamur, terutama di kota-kota besar, membawa berkah tersendiri bagi bisnis pembuatan tisu pembersih bagian mulut galon dan sekitarnya. Tengok saja, angka penjualan sejumlah pelaku usaha yang terjun ke usaha ini naik sekitar 30% dari tahun ke tahun. Murdiyanto, pemilik PT Pure Water Care di kawasan Klender, Jakarta Timur, misalnya. "Bisnis tisu saya rata-rata tumbuh 20%-40% tiap tahun," ungkapnya. Setiap bulan, rata-rata Murdiyanto bisa menjual 500.000 pieces tisu galon. Pelanggannya tidak hanya datang dari kota Jakarta dan sekitarnya saja, tetapi juga dari Pulau Sumatra, Kalimantan, hingga Sulawesi. Saat ini, Pure Water Care menyediakan dua jenis tisu galon. Yakni, tisu galon non-emboss yang kemasannya tidak dibubuhi merek dan tisu galon emboss yang kemasannya dilengkapi nama depot pengisian air isi ulang.Murdiyanto menjual tisu galon emboss dengan harga Rp 95 per pieces. Tapi, ia mensyaratkan minimal pesanan 30.000 buah. Adapun tisu galon non-emboss ia banderol dengan harga Rp 62 per pieces, dengan minimal order 15.000 pieces.Menurut Murdiyanto, karena harga tisu non-emboss lebih murah, jenis ini yang paling banyak dipesan. "Porsinya bisa sampai 80% dari total penjualan," kata dia. Sementara itu, pemesan tisu emboss harus membayar lebih mahal. Mereka juga harus membayar biaya tambahan pembuatan plat untuk membuat cetakan plastik.Jika membeli merek atau logo yang menggunakan dua warna, pemesan harus mengeluarkan biaya tambahan sebesar Rp 1,5 juta. Jika memakai tiga kelir, biaya tambahannya sekitar Rp 500.000. Nah, "Karena mahal, biasanya, pemesan tisu jenis ini adalah perusahaan air minum dalam kemasan," ujar Murdiyanto.Saat ini, baru satu perusahaan air minum dalam kemasan asal Aceh yang menjadi pelanggan Murdiyanto.Dengan penjualan rata-rata 500.000 pieces tisu galon per bulan dan harga Rp 62 per buah, omzet yang diraup Murdiyanto bisa mencapai Rp 31 juta. Murdiyanto mengungkapkan, kadang-kadang, dalam sebulan ia mampu menjual hingga lima juta pieces tisu galon. "Itu hanya terjadi pada saat-saat tertentu saja," imbuhnya.Namun, Muhammad Yusuf, pemilik CV Zamzam di Balikpapan, Kalimantan Timur mengungkapkan, bisnis tisu galon yang cukup mengkilap ini hanya bisa dinikmati oleh para pemain yang berada di wilayah Jawa saja.Pasalnya, sebagian besar bahan baku utama pembuatan tisu galon, seperti kertas, alkohol, plastik untuk kemasan, dan tinta untuk cetakan, banyak didatangkan dari daerah Jawa. "Kalau mau menjadi produsen tisu, bahan bakunya 100% dari Jawa. Kalau produksi di luar Jawa menjadi tidak ekonomis dan untungnya sangat tipis," kata Yusuf.Karena itu, ia lebih memilih menjadi agen penjual tisu galon khusus di wilayah Kalimantan Timur. Maklum, dengan menjadi agen penjual saja, Yusuf bisa mendapatkan untung lumayan. Dia dapat mengantongi margin bersih sekitar Rp 10 untuk setiap pieces tisu galon.Dalam satu bulan, Yusuf bisa menjual sekitar 300.000 tisu galon. Ia mengambil produk tersebut dari dua produsen yang bermarkas di kota Jakarta dan Surabaya.Dari kedua pabrik itu, Yusuf membeli tisu galon dengan harga Rp 55 per pieces. Kemudian, ia menjual lagi seharga Rp 70 per pieces.Jika dihitung, dalam sebulan, Yusuf mampu meraup omzet Rp 21 juta. Sekarang, ia memiliki pelanggan tetap sekitar 500 depot pengisian air isi ulang di Balikpapan dan kota-kota lainnya yang ada di Provinsi Kalimantan Timur.Hanya, Yusuf mengatakan, penjualannya tahun ini justru turun dibandingkan dengan tahun lalu. Soalnya, pesaingnya makin banyak. Di Kalimantan Timur, makin banyak agen baru penjualan tisu galon yang bermunculan. "Kalau produsen memang mengalami peningkatan permintaan karena jumlah agen penjual tisu galon bertambah, tapi bagi agen yang sudah eksis duluan tentu ini justru akan mengurangi penjualan," ungkap dia.Yusuf pun hanya bisa berharap, jumlah agen penjual tisu galon yang terus bertambah ini juga diiringi dengan pertambahan depot pengisian air ulang dan konsumen air pegunungan itu. Dus, penjualan tisu galon Zamzam dan agen-agen lainnya, terutama di wilayah Kalimantan Timur akan kembali naik. Jika ini terjadi, produsen dan agen akan sama-sama senang. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News