Enam BUMN kerja sama dengan Surveyor Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Enam Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjalin kerja sama dengan PT Surveyor Indonesia (Persero). Kerja sama itu meliputi jasa survei, konsultasi dan verifikasi yang dituangkan dalam nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) yang ditandatangani masing-masing perwakilan perusahaan.

Keenam BUMN tersebut adalah PT Pertamina (Persero), PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk, PT Dirgantara Indonesia (Persero), PT Len Industri (Persero), PT Dahana (Persero), dan anak usaha Pertamina, PT Pertamina Bina Medika. Direktur Utama PT Surveyor Indonesia Dian M. Noer mengatakan, kerja sama ini tak lepas dari upaya untuk mendukung penguatan industri strategis nasional dalam sinergi BUMN.

"Ini adalah strategi untuk menghadapi perkembangan sektor industri dan bertahan menghadapi persaingan global," kata Dian dalam penandatanganan MoU di Kantor Kementerian BUMN, Selasa (12/2).


Kerja sama ini antara lain dalam hal manajemen aset, survei dan monitoring di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina. Kerjasama lainnya adalah dalam survei pengadaan lahan seperti yang dilakukan pada proyek kilang di Tuban, Jawa Timur.

Sedangkan bersama PGN, Surveyor Indonesia membantu dalam survei pembangunan pipa transmisi gas, yang mana hingga tahun 2025, PGN berencana membangun 4,7 juta hingga 5 juta jaringan gas.

Adapun, dengan PT Dahana, Surveyor Indonesia membantu dalam kajian pembangunan pabrik bahan peledak. Lalu kerja sama dengan PT Len Industri dalam konsultasi pengujian railway system.

Sementara untuk PT Dirgantara Indonesia, kerja sama dilakukan dalam upaya meningkatkan kandungan lokal atau Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), serta kerjasama dengan PT Pertamina Medika dalam layanan kesehatan.

Dalam kesempatan tersebut, Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Hary Sampoerno berharap, sinergi ini tidak hanya berakhir pada penandatanganan MoU semata. Melainkan, bisa berkelanjutan dan memberikan kepastian.

Fajar berujar, dalam sinergi BUMN, kesepahaman adalah tahap pertama. Setelah itu, maka harus berlanjut ke tahap kolaborasi, aliansi strategis, yang nantinya sampai ke tahap konsolidasi, yang salah satunya ditandai dengan pembentukan holding.

"Mudah-mudahan ini tidak hanya berhenti jadi nota kesepahaman, jangan hanya tanda tangan di depan wartawan kemudian selesai," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati