JAKARTA. Kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menilai pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla telah melakukan kecurangan. Tercatat, kecurangan tersebut sebanyak enam kali.Direktur Hukum dan Advokasi Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Habiburokhman mengatakan pihaknya banyak menerima laporan dari masyarakat terkait dugaan pelanggaran kampanye oleh kubu Jokowi. Selain menerima laporan, tim advokasi juga turut memantau.“Sampai sejauh ini, kita terus terima aduan, laporan dan kesaksian-kesaksian soal praktik pelanggaran kampanye oleh kubu mereka,” kata Habiburokhman di Jakarta, Jumat (13/6). Dia menjelaskan adanya enam kasus besar. Pertama, perihal materi pidato Jokowi pada saat pengundian nomer di KPU pada 1 Juni 2014 silam. Kedua, soal dana sumbangan kampanye untuk Jokowi-JK yang tidak jelas asal-usulnya. “Perlu ditelusuri lebih jauh karena ada indikasi pencucian uang. Kita sudah lihat dengan jelas di media massa, warga mengaku diberi uang tim relawan Jokowi dan disuruh memasukkannya ke kotak sumbangan,” katanya.Kemudian, tentang diedarkannya selebaran di sejumlah tempat ibadah yang berisi fitnah kepada Prabowo Subianto.Keempat mengenai Saiful Mujani, pendiri lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang melakukan kampanye hitam terhadap Prabowo Subianto Kelima, tim advokasi sendiri juga mempersoalkan format jadwal debat capres pertama, Senin (9/6/2014) lalu. Semula, KPU sudah menjadwalkan debat itu diikuti hanya oleh capres, namun belakangan cawapres juga ikut serta. “Kami mensinyalir, kubu Jokowi intervensi karena was-was dengan minimnya kemampuan orasi Jokowi sehingga kehadiran Jusuf Kalla diharapkan melapis kekurangannya,” ujar Habiburokhman.Terakhir, pertemuan Kepala Lembaga Pendidikan Polri Komjen Budi Gunawan dengan politikus PDIP, Trimedya Panjaitan pada Sabtu (7/6/2014). “Kami kumpulkan bukti dan saksi-saksi hingga lengkap dan kuat. Laporan dan aduan akan kita kawal, kita awasi juga bagaimana ketegasan Bawaslu dalam menindaklanjuti,” ujarnya. (Ferdinand Waskita)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Enam kecurangan kubu Jokowi versi kubu Prabowo
JAKARTA. Kubu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menilai pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla telah melakukan kecurangan. Tercatat, kecurangan tersebut sebanyak enam kali.Direktur Hukum dan Advokasi Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Habiburokhman mengatakan pihaknya banyak menerima laporan dari masyarakat terkait dugaan pelanggaran kampanye oleh kubu Jokowi. Selain menerima laporan, tim advokasi juga turut memantau.“Sampai sejauh ini, kita terus terima aduan, laporan dan kesaksian-kesaksian soal praktik pelanggaran kampanye oleh kubu mereka,” kata Habiburokhman di Jakarta, Jumat (13/6). Dia menjelaskan adanya enam kasus besar. Pertama, perihal materi pidato Jokowi pada saat pengundian nomer di KPU pada 1 Juni 2014 silam. Kedua, soal dana sumbangan kampanye untuk Jokowi-JK yang tidak jelas asal-usulnya. “Perlu ditelusuri lebih jauh karena ada indikasi pencucian uang. Kita sudah lihat dengan jelas di media massa, warga mengaku diberi uang tim relawan Jokowi dan disuruh memasukkannya ke kotak sumbangan,” katanya.Kemudian, tentang diedarkannya selebaran di sejumlah tempat ibadah yang berisi fitnah kepada Prabowo Subianto.Keempat mengenai Saiful Mujani, pendiri lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang melakukan kampanye hitam terhadap Prabowo Subianto Kelima, tim advokasi sendiri juga mempersoalkan format jadwal debat capres pertama, Senin (9/6/2014) lalu. Semula, KPU sudah menjadwalkan debat itu diikuti hanya oleh capres, namun belakangan cawapres juga ikut serta. “Kami mensinyalir, kubu Jokowi intervensi karena was-was dengan minimnya kemampuan orasi Jokowi sehingga kehadiran Jusuf Kalla diharapkan melapis kekurangannya,” ujar Habiburokhman.Terakhir, pertemuan Kepala Lembaga Pendidikan Polri Komjen Budi Gunawan dengan politikus PDIP, Trimedya Panjaitan pada Sabtu (7/6/2014). “Kami kumpulkan bukti dan saksi-saksi hingga lengkap dan kuat. Laporan dan aduan akan kita kawal, kita awasi juga bagaimana ketegasan Bawaslu dalam menindaklanjuti,” ujarnya. (Ferdinand Waskita)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News