Enam lapangan minyak Pertamina EP lampui target produksi



JAKARTA. PT Pertamina (Persero) terus menggenjot produksi minyak mentah. Setidaknya ada enam lapangan Pertamina EP berhasil melampaui target produksi minyak pada Mei 2011. Enam lapangan tersebut adalah Rantau, Lirik, Bunyu, Sangasanga, Tarakan dan Tambun.Pada awal Mei 2011, Field Rantau berhasil mencapai angka 2.861 barel per hari (bph) atau 117% terhadap target, Field Lirik mencapai 2.375 bph atau 106% dari target, Field Bunyu mencapai 6.249 bph atau 135% dari target.Kemudian Field Sangasanga mencapai 6.442 bph atau 118% dari target, Field Tarakan mencapai 830 bph atau 121% dari target, dan field Tambun mencapai 8.808 bph atau 101% dari target.Manager Humas Pertamina EP Agus Amperianto menegaskan, peningkatan produksi ini disebabkan beberapa upaya di antaranya optimalisasi peralatan produksi yang ada dan pengeboran sumur pengembangan. 80% lapangan minyak Pertamina sudah tua

Agus mengatakan, sekitar 80% lapangan Pertamina EP sudah tergolong pada kategori lapangan tua dengan angka penurunan alamiah rata-rata sebesar 18%. Hal ini berarti, jika Pertamina EP tidak berbuat apa-apa maka produksi minyak akan turun dengan sendirinya. Namun demikian pada kenyataannya justru sebaliknya. Produksi minyak Pertamina EP terbukti mengalami peningkatan yang berkelanjutan selama lima tahun terakhir.Pada semester II tahun ini, Pertamina EP berniat untuk menggenjot produksi minyak mentah rata-rata mencapai 140.000 bph. Sebelumnya Direktur Operasi Pertamina EP, Tony Harisman mengatakan untuk menggenjot produksi minyak mentah, Pertamina EP bakal mengebor 155 sumur pada tahun ini. Hingga kuartal I tahun ini, Pertamina EP berhasil mengebor sebanyak 25 sumur. “Sumur-sumur itu akan mulai berproduksi pada akhir tahun. Dan posisi kami masih imply sehingga kami bisa meningkatkan produksi karena kami mengebor terus,” tutur Tony.Untuk melakukan pengeboran sumur, kata Tony, Pertamina EP harus merogoh kocek sedalam US$ 4,5 juta hingga US$ 5 juta per sumur. Tahun ini, Pertamina EP bakal menganggarkan dana untuk investasi sebesar Rp 6 triliun. Jumlah itu akan dipergunakan untuk biaya pengeboran sumur seperti pengadaan rig dan peralatan lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Rizki Caturini