JAKARTA. Karen Agustiawan, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) yang baru dilantik telah menetapkan enam program kerjanya di BUMN perminyakan tersebut. Pertama, Karen akan tetap melanjutkan program kerja jangka panjang yang sudah ditetapkan pimpinan Pertamina sebelumnya. Kedua, program utama setiap direktorat akan dilakukan dengan mengedepankan aspek efektif, efisien dan keselamatan operasi. Program kerja ketiga, aspek distribusi dan keamanan pasokan BBM, elpiji dan biofuel akan diupayakan dan dijadikan prioritas utama. Keempat, pengusahaan sektor hulu akan ditingkatkan porsinya karena tahun lalu sektor tersebut menyumbang laba terbesar bagi perseroan. "Targetnya produksi minyak tahun ini tetap 171.000 barel per hari, 1.266 mmscfd untuk gas dan dari geothermal 15 juta ton," kata Karen, Kamis (5/2). Kelima, transformasi Pertamina menuju perbaikan yang sudah dimulai Mantan Direktur Utama Pertamina Ari Hernanto Soemarno tidak boleh berhenti. Keenam, seluruh pekerja Pertamina harus tetap mempertahankan momentum perubahan, bersikap terbuka, jujur, berani, dan profesional. "Untuk sementara saya akan merangkap jabatan Direktur Hulu. Prioritas pertama Pertamina adalah keamanan distribusi, kemudian bisnis di sektor hulu," tambahnya. Karen menegaskan tidak akan menerima intervensi dari pihak mana pun dalam melaksanakan tugasnya. Kalau misalnya intervensi tersebut merugikan perseroan dan negara. "Saya minta kewenangan penuh tanpa intervensi dalam melaksanakan tugas. Kalau intervensi merugikan Pertamina dan negara tidak akan saya layani," tegasnya. Sementara Wakil Direktur Pertamina yang baru dilantik, Omar Sjawaldy Anwar menegaskan akan menggunakan pengalamannya bekerja di berbagai sektor untuk mengembangkan bisnis Pertamina. "Saya punya pengalaman di bank, perminyakan, pertambangan dan semuanya itu akan saya jadikan modal untuk mewujudkan Pertamina sebagai world class company, dan tidak kalah dari pemain lain," kata Omar yang sebelumnya menjabat Presiden Direktur PT Rio Tinto Indonesia. Melalui surat Keputusan Nomor: KEP-30/MBU/2009 tanggal 5 Februari 2009, Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil memberhentikan dengan hormat Ari Hernanto Soemarno sebagai Direktur Utama Pertamina dan I'in Arifin Takhyan sebagai Wakil Direktur Utama. Sekaligus mengangkat Karen dan Omar untuk menduduki posisi tersebut. Selain itu, Sofyan juga mengangkat Sumarsono, Gita Irawan Wirjawan, dan Humayun Boscha sebagai anggota Dewan Komisaris Pertamina. "Mereka diangkat untuk meningkatkan efektifitas pengawasan," kata Sofyan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Enam Program Kerja Karen Agustiawan
JAKARTA. Karen Agustiawan, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) yang baru dilantik telah menetapkan enam program kerjanya di BUMN perminyakan tersebut. Pertama, Karen akan tetap melanjutkan program kerja jangka panjang yang sudah ditetapkan pimpinan Pertamina sebelumnya. Kedua, program utama setiap direktorat akan dilakukan dengan mengedepankan aspek efektif, efisien dan keselamatan operasi. Program kerja ketiga, aspek distribusi dan keamanan pasokan BBM, elpiji dan biofuel akan diupayakan dan dijadikan prioritas utama. Keempat, pengusahaan sektor hulu akan ditingkatkan porsinya karena tahun lalu sektor tersebut menyumbang laba terbesar bagi perseroan. "Targetnya produksi minyak tahun ini tetap 171.000 barel per hari, 1.266 mmscfd untuk gas dan dari geothermal 15 juta ton," kata Karen, Kamis (5/2). Kelima, transformasi Pertamina menuju perbaikan yang sudah dimulai Mantan Direktur Utama Pertamina Ari Hernanto Soemarno tidak boleh berhenti. Keenam, seluruh pekerja Pertamina harus tetap mempertahankan momentum perubahan, bersikap terbuka, jujur, berani, dan profesional. "Untuk sementara saya akan merangkap jabatan Direktur Hulu. Prioritas pertama Pertamina adalah keamanan distribusi, kemudian bisnis di sektor hulu," tambahnya. Karen menegaskan tidak akan menerima intervensi dari pihak mana pun dalam melaksanakan tugasnya. Kalau misalnya intervensi tersebut merugikan perseroan dan negara. "Saya minta kewenangan penuh tanpa intervensi dalam melaksanakan tugas. Kalau intervensi merugikan Pertamina dan negara tidak akan saya layani," tegasnya. Sementara Wakil Direktur Pertamina yang baru dilantik, Omar Sjawaldy Anwar menegaskan akan menggunakan pengalamannya bekerja di berbagai sektor untuk mengembangkan bisnis Pertamina. "Saya punya pengalaman di bank, perminyakan, pertambangan dan semuanya itu akan saya jadikan modal untuk mewujudkan Pertamina sebagai world class company, dan tidak kalah dari pemain lain," kata Omar yang sebelumnya menjabat Presiden Direktur PT Rio Tinto Indonesia. Melalui surat Keputusan Nomor: KEP-30/MBU/2009 tanggal 5 Februari 2009, Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil memberhentikan dengan hormat Ari Hernanto Soemarno sebagai Direktur Utama Pertamina dan I'in Arifin Takhyan sebagai Wakil Direktur Utama. Sekaligus mengangkat Karen dan Omar untuk menduduki posisi tersebut. Selain itu, Sofyan juga mengangkat Sumarsono, Gita Irawan Wirjawan, dan Humayun Boscha sebagai anggota Dewan Komisaris Pertamina. "Mereka diangkat untuk meningkatkan efektifitas pengawasan," kata Sofyan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News